Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2013, 14:06 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

KOMPAS.com - Teh menjadi minuman yang dengan mudah ditemui di meja makan rumahan. Bagi sebagian orang, mungkin menjadi ritual sendiri untuk mengkonsumsi teh pada pagi, siang maupun malam hari. Karena aroma teh yang telah diseduh seperti memiliki efek candu. Apalagi, teh bisa disajikan dalam keadaan panas maupun dingin.

Minum teh di rumah maupun tempat-tempat makan mungkin sudah biasa. Bagaimana jika mencoba sensasi lain untuk minum teh langsung di kebun teh? Namun sebelum menyeruput kehangatan secangkir teh, jalan-jalan dulu di sekitar kebun untuk mengetahui proses pembuatan teh dari bentuk daun teh hingga dapat dihidangkan di meja makan.

Salah satu yang menawarkan tur kebun teh sampai menikmati teh hangat di dalam cangkir adalah perkebunan teh Wonosari. Perkebunan yang berada di Lawang, Malang Jawa Timur tersebut menyajikan Wisata Agro Wonosari.

Kebun teh merupakan milik PT Perkebunan Nusantara XII dengan memiliki luas 700 hektar. Setiap harinya perkebunan memproduksi berton-ton daun teh segar yang dipetik oleh puluhan pemetik teh yang bekerja di perkebunan.

Daun teh segar yang telah dipetik tersebut dibawa ke pabrik yang masih dalam lokasi perkebunan. Di sanalah teh diproses hingga akhirnya menjadi teh bubuk siap seduh untuk dikonsumsi.

Pabrik teh dapat dikunjungi oleh bukan pekerja perkebunan. Tapi sebelumnya harus meminta izin kepada pihak pengelola. Setelah meminta izin, pengunjung pun ditemani oleh pemandu untuk berkeliling kebun.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Suasana dalam pabrik teh di PT Perkebunan Nusantara XII, Malang, Jawa Timur.
Masuk ke dalam pabrik, terhampar daun teh segar yang sedang melalui proses tahap awal yakni pelayuan. Beberapa pekerja terlihat sibuk memindahkan teh dari karung-karung yang dibawa monorel gantung ke dalam wadah besi panjang. Di tempat itu, daun teh dalam proses pelayuan dengan dianginkan.

Tahap selanjutnya dalam proses pembuatan menjadi teh bubuk dilakukan melalui mesin-mesin besar. Para pekerja terlihat simpang siur mengawasi mesin yang bekerja. Kesibukan di pabrik terlihat pada pagi hari. Sedangkan jika datang pada siang hari pabrik telah terlihat lengang.

Begitupun jika ingin menemui para pemetik teh yang sedang sibuk di kebun. Mereka telah mulai bekerja sejak subuh. Karena pada jam 11 siang daun-daun teh harus sudah siap masuk ke pabrik untuk diolah. Adapun produksi teh dari perkebunan ini tak hanya untuk dikonsumsi dalam negeri melainkan juga dikirim untuk negara-negara di kawasan Asia, Eropa dan Timur Tengah.

Setelah berkeliling, yang paling ditunggu adalah meneguk kenikmatan teh yang telah diseduh. Di lokasi perkebunan ada cafe yang menyediakan olahan teh bubuk yang telah jadi. Teh disajikan per teko yang bisa bisa dinikmati beberapa gelas.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Turis mancanegara berada di Wisata Agro Wonosari, Malang, Jawa Timur.
Selain itu juga disediakan teh dalam kemasan yang diberi merek Rolas atau bahasa Jawa dari 12 yang merupakan nama perkebunan. Teh merek Rolas disajikan dalam bentuk bubuk maupun celup.

Akomodasi

Akses menuju Wisata Agro Wonosari jalannya cukup menanjak dan berkelok-kelok. Dari Malang, menempuh perjalanan kira-kira satu jam. Hampir dekat dengan lokasi, disajikan pemdangan hamparan kebun teh yang merupakan bagian dari perkebunan.

Wisata Agro Wonosari tak hanya kebun, tapi di salah satu lokasinya juga telah tertata taman yang apik. Tersedia paket-paket wisata yang ditawarkan untuk berkeliling. Minimal paket wisata yang ditawarkan untuk 20 orang.

Dengan menyajikan wisata alam, serta hawa sejuk yang ditawarkan kota Malang, tak jarang banyak turis mancanegara pun datang. Mereka datang bersama kelompok maupun hanya seorang.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Wisata Agro Wonosari di Malang, Jawa Timur .
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com