Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menparekraf: Indonesia Layak Disebut Negeri 1.000 Karnaval

Kompas.com - 14/08/2013, 10:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengatakan Indonesia layak disebut sebagai negeri 1.000 karnaval karena memiliki beragam pawai dengan macam-macam tema di seluruh pelosok Nusantara.

"Indonesia layak disebut sebagai negeri 1.000 karnaval karena Indonesia sangat kaya akan kegiatan pawai budaya atau karnaval," katanya di Jakarta, Selasa (13/8/2013).

Mari menjelaskan, Indonesia memiliki banyak ragam pawai dan karnaval dengan segala atribut, keunikan, dan tradisi di berbagai provinsi, termasuk pawai-pawai bertema unik yang tidak bisa ditemui di negara lain.

Menurut Menparekraf, Indonesia sangat kaya dengan potensi karnaval yang dapat dijadikan daya tarik wisata.

"Kita hanya perlu memperbaiki organisasi penyelenggaraan, meningkatkan mutu seni pertunjukan kontemporer melalui karnaval, dan publikasi agar karnaval di daerah menjadi agenda tahunan yang rutin," katanya.

Mari mencontohkan Mopoyitohu Elengge, tradisi masyarakat agraris dalam menumbuk padi yang diekspresikan dengan ceria dan gembira yang sering menjadi tema pawai di Gorontalo.

KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO Ratusan remaja putri, Minggu (7/4/2013) mengenakan beragam corak busana batik dalam Karnaval Batik Banyumasan yang merupakan bagian dari pergelaran Banyumas Extravaganza 2013 dalam rangka Hari Jadi Ke-431 Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Selain pawai batik, parade tersebut juga diisi dengan karnaval berbagai potensi daerah setempat seperti, seni dan budaya Banyumas, serta pariwisata. Pawai tahunan ini ditujukan untuk memperkenalkan berbagai seni budaya yang berkembang di Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini diikuti sekitar 5.000 orang dari 27 kecamatan, berbagai grup kesenian, dan sekolah-sekolah di Kabupaten Banyumas. Ribuan warga dari Kabupaten Banyumas dan sekitarnya tampak memadati sejumlah ruas jalan di Kota Purwokerto.
Di Kalimantan Timur ada tema tari yang menyerukan kesadaran akan hutan bagi kelangsungan bumi dan manusia dan Papua Barat memiliki Tari Afo Refe, Engge, dan Selawa yang menggambarkan ritual pembelajaran bagi anak laki-laki.

Di Maluku Utara ada Tari Soya-Soya yang menggambarkan semangat perjuangan melawan penjajah di masa lalu yang juga kerap dijadikan tema pawai budaya.

Sementara di DKI Jakarta, Ondel-Ondel, tarian Betawi dan musik Tanjidor sering menghiasi pawai budaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com