Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kembangkan Pariwisata Syariah

Kompas.com - 15/08/2013, 18:25 WIB
KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menggembangkan salah satu produk baru pariwisata yaitu pariwisata syariah.

Pengembangan pariwisata syariah ini akan diterapkan pada empat jenis komponen usaha pariwisata, yaitu: perhotelan, restoran, biro atau jasa perjalanan wisata, dan spa. Selain keempat jenis usaha pariwisata tersebut, sarana penunjang pariwisata lainnya juga akan diikutsertakan.

Pengembangan pariwisata syariah Indonesia ini mengacu pada estimasi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara Muslim ke Indonesia yang tidak hanya berasal dari Timur Tengah namun juga dari Eropa.

Hingga tahun ini Ditjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf mencatat kunjungan wisatawan Muslim ke Indonesia mencapai 1.270.437 orang per tahun yang mayoritas berasal dari Arab Saudi, Bahrain, Malaysia, Singapura dan Perancis.

Selain itu, Indonesia juga berkaca pada negara-negara di Asia seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Korea, Jepang, Taiwan, bahkan China yang sudah terlebih dahulu mengembangkan pariwisata syariah.

Dalam pengembangan pariwisata syariah, Kemenparekraf menggandeng Dewan Syariah Nasional (DSN), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU). Mereka akan bekerja sama untuk mengembangkan potensi dan standar pariwisata yang menjunjung tinggi budaya dan nilai-nilai Islami. Standar pariwisata syariah ini nantinya akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Tujuan pariwisata syariah adalah meningkatkan kunjungan wisatawan dalam maupun luar negeri untuk menggunjungi berbagai destinasi maupun atraksi pariwisata yang memiliki nilai-nilai Islami, yang tersebar di seluruh Indonesia.

Beberapa daerah tersebut diantaranya adalah Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Makassar, Yogyakarta dan Lombok. Tujuan lainnya adalah untuk mendorong tumbuh kembang bisnis syariah dalam industri pariwisata.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Peziarah memasuki kompleks situs makam Sunan Gunung Jati di Jalan Raya Sunan Gunung Jati, Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (6/7/2011).
Pariwisata syariah ini rencananya akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara Indonesia Halal Expo (Indhex) 2013 pada 30 Oktober - 2 November 2013 di Jakarta Internasional Expo. Dalam acara tersebut berbagai usaha-usaha pariwisata yang memenuhi standar syariah akan ikut dipamerkan pada pengunjung.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia sehingga tidak heran memiliki begitu banyak destinasi dan atraksi wisata dengan sejarah, budaya dan nilai-nilai Islami contohnya seperti masjid, pesantren atau makam bersejarah.

Karena alasan inilah yang membuat Indonesia mampu mengembangkan pariwisata syariah. Pariwisata syariah juga sebenarnya tidak hanya mencakup destinasi dan atraksi pariwisata dengan nilai-nilai Islami semata, lebih dari itu, pariwisata syariah memiliki ruang lingkup yang sangat luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com