Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Banyuwangi: Ekowisata Lebih Menjanjikan

Kompas.com - 10/09/2013, 12:06 WIB
SURABAYA, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengemukakan pengembangan pariwisata di Indonesia seharusnya lebih berbasis pada ekowisata, karena potensi alam yang dimiliki daerah sangat luar biasa dan menjanjikan daya tarik wisatawan.

"Ekowisata adalah jawaban masa depan sektor pariwisata di Tanah Air. Kita cukup pasarkan konsep ekowisata, tidak perlu jual erotisme. Malaysia tidak jualan erotisme, tapi kini sudah bisa mendatangkan sekitar 24 juta wisatawan mancanegara," kata Abdullah Azwar Anas ketika dihubungi dari Surabaya, Senin (9/9/2013).

Dia mengemukakan hal itu berkaitan penyelenggaraan Banyuwangi Festival 2013 yakni sebuah festival yang mengeksplorasi banyak potensi alam dan budaya dalam kemasan wisata melalui sejumlah kegiatan, seperti parade budaya Banyuwangi Ethno Carnival, lomba balap sepeda Tour de Ijen, konser jazz pantai Banyuwangi, gandrung sewu, festival batik, dan festival kuwung.

Menurut Anas, ekowisata merupakan bentuk wisata mendatangi tempat-tempat yang masih alami untuk menikmati pemandangan dan memahami budaya setempat dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan serta menjunjung kebudayaan lokal.

"Ekowisata mendapat tempat tersendiri di antara berbagai jenis pariwisata lain, karena dianggap sebagai ’win-win solution tourism’. Sebelum ada ekowisata, pariwisata cenderung lebih mengutamakan aspek ekonomi untuk mengeruk laba sebesar-besarnya sehingga mengabaikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat sekitar," ujarnya.

Mantan anggota DPR RI itu, menambahkan beberapa negara sudah berhasil menggaet banyak wisatawan dengan konsep ekowisata. Salah satunya Malaysia yang sudah mampu mendatangkan sekitar 24 juta wisman dalam satu tahun, sementara Indonesia baru bisa menggaet lebih kurang delapan juta wisman.

Mengutip hasil survei World Economic Forum, lanjut Anas, Indonesia masih menempati peringkat 81 dalam hal daya saing pariwisata, di bawah Singapura yang berada di peringkat 10, Malaysia (32), Thailand (39), dan Brunei Darussalam (69).

"Indonesia sangat potensial sebagai destinasi ekowisata. Selain memiliki flora fauna yang beraneka ragam, Indonesia juga sangat kaya dengan budaya. Kami di Banyuwangi juga fokus mengembangkan ekowisata," ujarnya.

KOMPAS/SIWI YUNITA CAHYANINGRUM Suasana jalur wisata hutan mangrove Bedul, Sabtu (9/6/2012) lalu. Hutan mangrove di Pantai Bedul yang terletak di pesisir selatan Banyuwangi, Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo masih terjaga. Warga mengelola hutan itu menjadi kawasan ekowisata, sekaligus tameng dari ancaman tsunami.
Anas memaparkan Banyuwangi mempunyai "Segitiga Emas" dengan kekayaan wisata alam yang luar biasa, yaitu Kawah Ijen, Pantai Sukamade dan Taman Nasional Alas Purwo. Ketiganya merupakan perpaduan antara dataran tinggi, pantai dan kawasan hutan dengan kekayaan flora dan fauna.

"Belum lagi potensi budaya masyarakat Osing (penduduk asli Banyuwangi) yang luar biasa. Ekowisata Banyuwangi ditekankan dengan menjaga alam sekitar dan memberdayakan masyarakat setempat," katanya.

Dengan konsep pemberdayaan, tambah Anas, masyarakat lokal tidak hanya dijadikan obyek turistik, tetapi sebagai "tuan" bagi diri mereka sendiri, wirausahawan, penyedia jasa, dan sekaligus diberdayakan sebagai pekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com