Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi "The Flintstones" di Lembah Bada

Kompas.com - 11/09/2013, 09:05 WIB
SINGGAH di Lembah Bada di pelosok Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, serasa masuk ke Bedrock, kota fiksi zaman prasejarah dalam film ”The Flintstones”. Para wanita dan tetua adat mengenakan pakaian dari kulit kayu yang ditumbuk menggunakan batu. Kita bisa merasakan jejak-jejak zaman batu.

Di atas Baruga, rumah adat besar, Nenek Tina Tokii (60), tetua suku Lore, Desa Lengkeka, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, mengayunkan peboba, semacam alat pemukul dari batang enau (Arenga pimata), di atas potongan kulit kayu yang disusun berjajar. Di depannya, sekelompok wanita juga memukuli lembaran kulit kayu yang lebih halus menggunakan batu ike, alat pemukul dari lempengan batu dengan pola garis-garis yang diapit anyaman batang rotan sebagai pegangan.

Para wanita itu sengaja menciptakan sebuah irama dari entakan peboba dan batu ike di atas permukaan tatua, landasan kayu keras berwarna coklat muda dengan panjang 2 meter dan lebar 30 sentimeter. Di sela irama pukulan, seorang lelaki tua bersenandung lagu-lagu daerah berbahasa Bada.

Seluruh proses pembuatan kain kulit kayu di Lembah Bada dilakukan secara manual menggunakan bahan alamiah yang jauh dari teknologi mekanik otomatik dan bahan-bahan kimiawi. Di tempat ini, orang diajak sejenak meninggalkan kegaduhan modernitas perkotaan dan seolah-olah kita kembali diajak menelusuri zaman prasejarah.

Sisa-sisa peninggalan zaman prasejarah masih sangat kental di Lembah Bada. Dalam upacara-upacara adat, kita bisa menyaksikan warga setempat mengenakan baju-baju berbahan kulit kayu yang terlihat kaku dan sedikit agak lusuh dengan warna-warni alami.

Sejak dahulu, masyarakat Bada memang menggunakan kain kulit kayu sebagai bahan baku pembuatan pakaian. Lembaran kain kulit kayu yang telah dikeringkan dipotong sesuai pola serta dijahit menjadi berbagai macam pakaian, seperti blus, celana, daster, selimut, dan ikat kepala.

KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN Arca menhir Palindo di Lembah Bada, tepatnya di padang Sepe, Desa Bewa, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (30/8/2013) dalam kegiatan Ekspedisi Budaya Lembah Bada. Palindo adalah arca megalitik terbesar yang berada di Lembah Bada. Meski berada di kawasan terpencil dan sulit terjangkau, namun Lembah Bada memiliki peninggalan budaya yang bernilai tinggi.
Dengan proses pembuatan yang sederhana, bisa dibayangkan bagaimana sensasi mengenakan pakaian tersebut. Setiap kali pemakai bergerak, kain kaku itu akan bersuara srek... srek... srek…. Benar-benar pakaian purba!

Keindahan dan eksotika kain dari kulit kayu itu kini juga dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, dan Bentara Budaya Jakarta pada 3-12 September 2013.

Zaman Neolitikum

Peneliti kain kulit kayu dari Universitas Surugadai, Jepang, Isamu Sakamoto, menyebut tradisi pembuatan kain kulit kayu di Lembah Bada muncul sejak zaman Neolitikum sekitar 3.600 tahun lalu. Artinya, tradisi ini sudah berkembang jauh sebelum zaman Megalitikum.

Dengan demikian, Sulawesi Tengah menjadi tempat penting dalam hal konservasi kain kulit kayu menggunakan alat pemukul batu yang masih bertahan hingga sekarang.

”Di tempat lain, tradisi ini hilang, tetapi di Sulawesi Tengah, khususnya di Lembah Bada, orang masih bertahan membuat kain kulit kayu menggunakan batu ike secara kontinu dan orisinal,” kata Sakamoto di sela Ekspedisi Budaya Lembah Bada, akhir Agustus lalu.

Penggunaan batu ike sebagai alat penumbuk kulit kayu menjadi ciri khas tradisi pembuatan kain kulit kayu di Lembah Bada. Menurut para peneliti, pemanfaatan batu seperti ini tidak ditemukan lagi di belahan dunia mana pun.

Peneliti kain kulit kayu lain dari Universitas Osaka, Jepang, Fukumoto Shigeki, yang telah berkeliling ke sejumlah kepulauan di dunia, menilai, kulit kayu Lembah Bada relatif lebih putih, lembut, dan rapi dibandingkan dengan jenis kain kulit kayu lainnya. Di tempat lain, pembuatan kain kulit kayu tidak lagi menggunakan batu, tetapi kayu.

KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN Warga Lembah Bada, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah menarik mobil perpustakaan yang terjebak dalam lumpur sekembali dari perkampungan mereka, Jumat (30/8/2013). Kebiasaan bergotong-royong masih kuat dipelihara masyarakat Lembah Bada yang tinggal di kawasan terpelosok dan sulit dijangkau.
Dugaan bahwa tradisi pembuatan kain kulit kayu berkembang sejak zaman Neolitikum diperkuat dengan penemuan benda-benda arkeologis berupa gerabah-gerabah kuno di Lembah Bada. Di dalam gerabah kuno tersebut ternyata ditemukan batu-batu ike yang bentuknya persis seperti yang digunakan masyarakat untuk membuat kain kulit kayu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com