Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Kunjungan 1,8 Miliar Wisatawan

Kompas.com - 19/09/2013, 10:53 WIB
MAKAU, KOMPAS — Sejumlah negara tengah bersiap menjawab tantangan makin meningkatnya angka kunjungan wisata secara internasional. Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), sebuah badan PBB yang membawahi urusan pariwisata, memperkirakan pada tahun 2030 terdapat 1,8 miliar kunjungan wisatawan secara internasional.

Demikian sebagian yang terangkum dalam pertemuan hari pertama Global Tourism Economy Forum (GTE-Forum), Rabu (18/9/2013), di Macau Tower, Makau, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Ingki Rinaldi.

Pertemuan itu membahas sejumlah hal terkait dengan kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang sejumlah negara dalam merespons makin berkembangnya industri pariwisata sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, dalam diskusi, melontarkan ide privatisasi manajemen bandara di Indonesia guna merespons makin padatnya lalu lintas lewat udara, berkenaan dengan meningkatnya kunjungan wisata ke depan. Privatisasi ini karena fakta meningkatnya kunjungan wisata cenderung membuat manajemen bandara beroperasi di atas kemampuan atau kapasitasnya.

KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ Wisatawan dari Kanada hendak berselancar di pantai barat, Kecamatan Teupah Barat, Kabupaten Simeulue, Aceh, Jumat (13/4/2012). Selain berselancar, wisatawan ini juga dapat menikmati laut lepas Simeulue dengan menyelam.
Mari menambahkan, hal itu juga terkait dengan fakta bahwa saat ini sekitar 40 persen pendapatan bandara berasal dari hal-hal yang tidak terkait dengan bisnis penerbangan.

”Di antaranya seperti dari bisnis (penjualan) retail,” ujar Mari.

Ia menambahkan, privatisasi pengelolaan bandara itu tidak termasuk dengan penguasaan sejumlah aset, seperti lahan dan sebagainya.

Menurut Mari, Indonesia juga mesti memikirkan soal peluang memaksimalkan pasar wisatawan Nusantara. Ini terkait dengan kian bertambahnya jumlah kelas menengah dan bonus demografi berupa ledakan jumlah penduduk usia produktif 10 tahun hingga 15 tahun ke depan.

Wakil Ketua Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) Su Rong dalam sambutannya mengatakan, dalam beberapa tahun ke depan industri pariwisata akan jadi pilar pertumbuhan ekonomi China. ”Hongkong dan Makau adalah prioritas kami,” katanya.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Pasangan turis dari Belanda memanfaatkan waktu singgah kapal pesiar yang membawa mereka dengan berjalan-jalan di Kawasan Kota Lama, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (6/1/2012).
Hongkong dan Makau kini berstatus administrasi khusus (Special Administrative Region/ SAR) China setelah dikembalikan dari Inggris dan Portugis.

Menteri Turisme Portugal Adolfo Mesquita Nunes mengatakan, di Portugal, industri pariwisata menyumbang 10 persen produk domestik bruto dan 8 persen dari total tenaga kerja.

Sementara itu Menteri Pariwisata Kamboja Thong Khon menyebutkan, jika dalam sepuluh tahun lalu hanya ada 20 maskapai penerbangan yang singgah, kini sudah lebih dari 30 maskapai. Ini indikasi terjadi pertumbuhan industri pariwisata di Kamboja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com