Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelisik Pemakaman Unik di Desa Trunyan

Kompas.com - 20/09/2013, 12:42 WIB
KOMPAS.com — Trunyan adalah salah satu desa yang terletak di pinggir Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa Trunyan memiliki tradisi unik yang dilakukan masyarakat setempat sejak dulu hingga sekarang, yakni menguburkan jenazah dengan cara dibaringkan di atas tanah yang disebut Sema Wayah. Tradisi unik ini sangat dikenal oleh masyarakat lokal dan wisatawan mancanegara sehingga menjadi daya tarik pariwisata.

Umumnya, di daerah Bali, orang yang meninggal dikubur atau dibakar (ngaben). Namun, sangat berbeda halnya dengan penerus darah keturunan Bali Aga di Desa Trunyan. Orang yang meninggal bukan dimakamkan atau dibakar, melainkan dibiarkan hingga membusuk di permukaan tanah dangkal berbentuk cekungan panjang.

Posisi jenazah berjejer bersanding dengan yang lainnya, lengkap dengan pembungkus kain sebagai pelindung tubuh di waktu prosesi. Tampak hanya bagian muka dari celah bambu "Ancak Saji". Ancak Saji merupakan anyaman bambu segitiga sama kaki yang berfungsi untuk melindungi jenazah dari serangan binatang buas.

"Beginilah tradisi unik di desa kami, mayat dibiarkan membusuk menjadi tengkorak, tetapi tidak menebarkan aroma busuk," kata Putu Dahlia, seorang pemandu lokal yang mengenalkan cerita Trunyan kepada wisatawan.

EKA JUNI ARTAWAN Anak-anak di Desa Trunyan, Bali, bebas menyaksikan kerangka manusia berupa tengkorak dari jarak dekat.
Tak jauh dari tempat mayat dan tengkorak berjejer, terdapat pohon besar yang disebut pohon "Taru Menyan" menyapa di pintu masuk utama. "Taru" berarti pohon dan "menyan" artinya wangi.

Menurut legenda dan keyakinan masyarakat di sana hingga sekarang, pohon itulah yang diyakini mampu menetralisasi bau busuk yang menebar di sekitar kuburan atau setra. Ketika kaki melangkah masuk, kedua sisi candi dihiasi tengkorak "berbekal" kepingan uang rupiah yang diletakkan pengunjung.

Melangkah lebih dalam, ada sembilan tempat meletakkan jenazah berjajar rapi. Usia dan kondisi mayat beragam. Semua bergantung pada masa kematian jenazah. Jika pas kebetulan, pengunjung bisa mendapati secara nyata kondisi mayat dalam keadaan utuh bersebelahan dengan kondisi mayat yang telah menjadi tengkorak.

Pengunjung, baik lokal maupun mancanegara, bebas mengambil foto dari tempat tengkorak dibaringkan. Di sekitar sini, akan banyak tulang belulang yang tanpa sengaja bisa terinjak oleh kaki saat asyik mengamati sekeliling kuburan.

Uang koin, perlengkapan pribadi di masa hidup, pakaian yang tercabik-cabik menyembul dari tanah. Pemandangan ini akan menghiasi kesan jejak kehidupan manusia yang bermukim di Desa Trunyan telah berakhir di sini, di sebidang tanah yang luasnya kurang dari satu are serta berundag.

EKA JUNI ARTAWAN Pengunjung menyaksikan pohon trunyan yang berusia tua di Desa Trunyan, Kintamani, Bali.
Di sini, rupanya tidak semua mayat yang bisa dikuburkan di Sema Wayah, Desa Trunyan. Sema Wayah hanya diperuntukkan bagi orang yang meninggal secara wajar, telah berumah tangga, bujangan, dan anak kecil yang gigi susunya telah tanggal.

Sementara bayi yang meninggal akan dikuburkan di lokasi yang berbeda disebut Sema Muda. Begitu pula orang yang meninggal karena kecelakaan akan dikubur di Sema Bantas. Semua sudah dibedakan sesuai aturan dan kaidah yang berlaku di desa tersebut.

"Seseorang yang meninggal secara wajar akan dikubur di Sema Wayah. Prosesi penguburan, mayat akan diantar dengan boat dari Desa Trunyan bersama warga dan keluarga," kata Putu.

Untuk menjangkau Desa Trunyan, pengunjung bisa melalui akses jalur darat berjarak sekitar 45 menit dari Panelokan, atau pengunjung juga dapat melalui akses dermaga di Kedisan dengan menggunakan boat yang telah disiapkan.

Untuk menjangkau kuburan Trunyan atau Sema Wayah, pengunjung dapat melalui dua cara, yakni lewat Pelabuhan Kedisan dan lewat Desa Trunyan.

EKA JUNI ARTAWAN Dermaga boat di Desa Trunyan, Bali.
Apabila lewat Desa Trunyan, pengunjung hanya menjangkau sekitar 15 menit perjalanan boat menyusuri pinggir Danau Batur. Jika lewat dermaga, pengunjung bisa menempuh perjalanan boat sekitar 45 menit menyeberangi Danau Batur.

Pengunjung dapat menyiapkan uang Rp 500.000 pulang-pergi sekali carter, biasanya sudah satu paket dengan jasa pemandu. Perahu sampan juga tersedia, cocok buat wisatawan yang berpasangan.

Berkunjung ke Trunyan bisa dijadikan satu paket tur ketika Anda sedang berkunjung ke Kintamani dan Danau Batur. Dari setiap sudut mana pun, Gunung Batur akan  menyajikan daya pesonanya yang menyimpan tradisi unik. Kesibukan masyarakat mencari ikan dan mengurus keramba ikan adalah pekerjaan sehari-hari penduduk lokal di sana. (EKA JUNI ARTAWAN)

EKA JUNI ARTAWAN Pohon trunyan yang diyakini menyerap aroma busuk jenazah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com