Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Menu Penjara ke Menu Eatology

Kompas.com - 24/09/2013, 07:46 WIB
KALAU penjaranya kayak gini, rela banget di penjara...,” demikian kalimat Dinda Gloria, pemilik akun @dindagloria, soal restoran berkonsep penjara, Bong Kopitown.

Yudhistira Ramadhan melalui @itisrama menulis kicauan nyaris sama di jagat Twitter, ”Penjara kok enak gini... penjarakan aku, deh.”

Kami mencoba membuktikan testimoni mereka yang berkicau di Twitter menuju salah satu cabang Bong Kopitown di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (19/9/2013) sore. Namun, restoran itu ternyata tutup karena sedang direnovasi sejak awal bulan ini. Kami pun meluncur ke cabang lain di Lantai 3A Plaza Semanggi, Jakarta Selatan.

Menu favorit rumah makan itu ditandai dengan gambar borgol. Menu yang dimaksud, antara lain, nasi penjara, mi penjara, yammien, nasi lemak, ambula juice, avocado chocolate and coffee, ice choco peanut, rendang spicy noodle, dan pontianak crab noodle. ”Biasanya itu menu yang paling disukai pengunjung,” kata Angga (24), pelayan rumah makan.

Nasi penjara, misalnya, masakan ini disajikan mirip seperti makanan di penjara. Nasi hangat disajikan di atas piring logam disiram kuah berisi sayuran jagung serta potongan bakso, sosis, dan daging. Rasanya gurih. Kami yakin rasanya tidak seperti masakan di penjara sesungguhnya walau di antara kami tidak ada yang pernah tinggal di penjara.

Adapun semua menu di Bong Kopitown dibanderol dengan harga mulai dari Rp 6.000 sampai Rp 35.000 per porsi. Cukup terjangkau untuk warga Jakarta.

Sementara di Rumah Makan Eatology, sajian yang mengesankan kami adalah ikan salmon kukus dengan sop miso dipadu minuman segar bernama eatology green juice. Ikan salmon terasa empuk, sempurna proses kukusannya. Sementara eatology green juice yang menyegarkan melepas rasa dahaga kami. Minuman yang terdiri dari sawi, jeruk nipis, nanas, apel, dan campuran sirup mint ini paling diminati pengunjung.

Semua menu yang disajikan dihargai Rp 16.000 sampai Rp 249.000 per porsi. Menu ini asalnya dari menu Indonesia, Italia, Jepang, dan Thailand. ”Menu kami antarbangsa. Kami menjamin semua masakan kami sehat dan segar,” kata Supervisor Eatology Agus Setiawan. (MKN/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com