Bahkan, dikhawatirkan, berbagai proyek pembangunan yang dilakukan, tetapi belum selesai, bakal telantar sejalan dengan berakhirnya Sail Komodo. Padahal rangkaian kegiatan tersebut menghabiskan dana Rp 3,6 triliun berikut untuk pembangunan sarana dan prasarana.
Abdul Ipur, Lurah Labuan Bajo, Selasa (24/9/2013), menyatakan, misalnya, untuk program bedah rumah yang dilakukan di wilayahnya. ”Saya tidak pernah menerima pemberitahuan terkait program tersebut, dan saya belum melihat adanya rumah rakyat yang sudah dibedah sebagaimana dilaporkan. Warga juga tidak tahu,” ujarnya.
Menurut laporan panitia, dari sejumlah program yang disiapkan berkaitan dengan Sail Komodo, di antaranya, adalah bedah rumah rakyat. Lokasi bedah rumah disebutkan antara lain berada di Kampung Ujung, Kelurahan Labuan Bajo.
Syakar L Jangku, anggota DPRD Manggarai Barat, juga tidak mengetahui berapa unit rumah yang dibedah serta di mana saja rumah-rumah yang diperbaiki untuk menyambut peserta Sail Komodo. ”Saya sendiri belum pernah melihat rumah sentuhan program pembedahan itu di Labuan Bajo atau perkampungan lain di Manggarai Barat,” ujarnya.
Menurut Syakar, saat bertemu dengan Menteri Sosial Salim Segaf Al’Jufrie ketika mengikuti Sail Komodo di Labuan Bajo, Salim Segaf sempat mengungkapkan kekecewaannya terkait program bedah rumah tersebut.
”Realisasinya di lapangan mengecewakan karena tidak sesuai atau jauh dari standar yang ditetapkan, seperti harus membuat lantai rumah yang dibedah, ada jendelanya, dan memiliki WC. Pelaksanaannya terbengkalai,” katanya.
Terkait pembangunan sarana air bersih, Syakar mengakui air sempat mengalir ke sejumlah hotel dan perkantoran. Namun, sesaat setelah selesainya Sail Komodo, air tidak lagi mengalir ke hotel dan perkantoran itu. ”Sepertinya air pun ikut berlayar bersama berlalunya Sail Komodo,” tuturnya memberi kiasan.
Hal yang sama diungkapkan oleh tokoh masyarakat Labuan Bajo, H Ramang. ”Hingga kini, warga Labuan Bajo kembali mengalami krisis air bersih,” tuturnya.
Ragu proyek dilanjutkan
Anggota DPRD Manggarai Barat, Frans Sukmaniara, juga menyoroti kelanjutan proyek pembangunan yang belum selesai setelah Sail Komodo berakhir. Misalnya, pembangunan Bandara Komodo, sarana air bersih, dan pembangunan rumah sakit bertaraf internasional.
”Berbagai paket proyek itu seharusnya rampung menjelang puncak Sail Komodo pada Sabtu (14/9/2013). Namun, realisasinya ternyata meleset. Kondisi itu tentu mencemaskan warga Labuan Bajo dan Manggarai Barat umumnya. Pasalnya, selama ini, banyak contoh proyek yang pembangunannya terabaikan setelah momentum acaranya lewat,” kata Frans.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Timur Andre Koreh, di Kupang, justru menilai berbeda. Selesainya acara Sail Komodo dinilai memberikan dampak cukup signifikan bagi masyarakat Manggarai Barat.
Disebutkan Andre, ada sebanyak 1.200 unit rumah yang dibedah. Selain itu, juga adanya pembangunan ruas jalan sepanjang 21 kilometer serta perbaikan dermaga, pembersihan got, trotoar, dan perluasan Bandara Komodo. Namun, Andre tidak merinci di mana saja 1.200 unit rumah warga yang sudah dibedah oleh panitia. (ANS/KOR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.