Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meluncur di Pasir Gurun Shapotou

Kompas.com - 01/10/2013, 13:16 WIB
PERJALANAN 24 jam yang melelahkan dan membosankan dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, terbayar tuntas saat kami disuguhi atraksi wisata gurun pasir dan sungai di kawasan Shapotou, Provinsi Ningxia, China, akhir pekan pertama September 2013 lalu.

Perjalanan yang dilakukan melalui enam bandara dan ganti pesawat empat kali tergantikan keindahan serta suguhan mendebarkan serta mengasyikkan di obyek wisata yang disajikan kepada pengunjung, termasuk rombongan dari Asita Jakarta.

”Terbayar lunas. Perjalanan yang melelahkan terbayar lunas oleh suguhan atraksi wisata di sini,” ujar Indah Purwanti, Finance Manager Pesona Cakrawala, anggota rombongan Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Jakarta, saat menyusuri Sungai Kuning di kawasan Shapotou menggunakan rakit.

”Tidak terasa lagi perjalanan sehari semalam kemarin. Suguhan wisata di sini sebanding dengan perjalanan yang melelahkan,” kata Ervina Flaurensia, Tour and Hotel Manager Flying Tours and Convex, anggota lain dari Asita Jakarta.

Ungkapan dua peserta itu menggambarkan suguhan menarik yang dapat dinikmati wisatawan mancanegara dan domestik di kawasan Shapotou. Salah satu wilayah di Provinsi Otonom Ningxia itu menyajikan enam petualangan menarik di gurun pasir dan Sungai Kuning.

Suguhan mendebarkan di gurun pasir antara lain menyusuri gurun di atas unta, off-road, serta meluncur dari ketinggian dengan papan luncur, flying fox, dan kursi gantung. Satu suguhan lainnya adalah menyusuri Sungai Kuning menggunakan rakit papan dengan pelampung di bawahnya berupa rangkaian 15 kantong udara dari kulit badan babi utuh.

Saat menyusuri padang pasir luas di atas unta, saya merasakan seperti sedang berada di gurun Timur Tengah atau Afrika utara. Sejauh mata memandang, hanya hamparan pasir lembut yang terlihat. Kalau tidak melihat pemandu bermata sipit tentu saya lupa bahwa saat itu saya sedang berada di gurun pasir di perbatasan Mongolia Dalam.

Perjalanan yang cukup mendebarkan sejauh lebih dari satu kilometer sangat menghibur. Pikiran pun melayang ke masa silam berabad-abad lalu saat pedagang-pedagang Arab memasuki kawasan Ningxia dalam perjalanan dagang mereka yang kemudian dikenal sebagai Jalur Sutera.

”Sulit membayangkan bagaimana sulitnya perjalanan para pedagang Arab kala itu. Dari kawasan Timur Tengah mencari jalan dan menyusuri hutan, gunung, dan gurun pasir, hingga mereka tiba di kawasan ini. Tentu perjalanan yang penuh tantangan dan sangat berat,” ucap Vonny Lestari, Operation Manager Aviatour, seusai mengakhiri perjalanan di punggung unta.

Unta lalu berganti dengan kendaraan off-road. Pengunjung naik truk dobel gardan yang telah dimodifikasi seperti kendaraan angkut militer. Mobil yang masing-masing dapat ditumpangi lebih dari 20 orang di atas bangku itu juga dicat bak mobil militer, belang-belang dengan warna dominan hijau.

Penumpang truk dibawa dalam perjalanan melalui turunan tajam yang mendebarkan. Kemiringan turunan sepanjang rata-rata sekitar 50 meter, berkisar 50 derajat hingga 75 derajat. Dengan medan seperti itu tidak aneh jika kemudian teriakan-teriakan penumpang terdengar. Sangat mendebarkan.

Penumpang umumnya takut truk terbalik saat meluncur di turunan. Namun, si sopir sudah lihai menaklukkan turunan pasir tersebut. Alhasil, lima turunan di perjalanan di atas truk itu berjalan mulus.

Kelihaian sopir truk umumnya setara dengan sopir-sopir mobil bermesin besar berkebangsaan Arab yang melayani turis di paket wisata Sahara Tour di perbatasan Tunisia-Aljazair. Turunan dan jalan hamparan pasir mereka taklukkan dengan mudah, meskipun tetap menimbulkan debar kekhawatiran para penumpang.

Perjalanan off-road diakhiri di depan hotel di gurun yang hanya terdiri dari belasan kamar dengan tarif berkisar Rp 1 juta-Rp 2 juta per malam. Wajah-wajah ceria penumpang yang baru terlepas dari ketegangan pun terlihat, di antara komentar-komentar mereka tentang perjalanan yang baru selesai dilakukan.

Dengan menggunakan mobil-mobil listrik, pengunjung selanjutnya diantar ke tepi Sungai Kuning, sungai terpanjang di China, yang terletak sekitar satu kilometer dari hotel. Di lokasi wisata ini, pengunjung dapat menikmati keindahan Sungai Kuning yang berkelok-kelok dengan latar belakang perbukitan batu tanpa pepohonan. Satu jembatan panjang membentang di atas sungai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com