Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merawat Kearifan Lokal di Banyuwangi

Kompas.com - 03/10/2013, 08:30 WIB
BANYUWANGI, KOMPAS — Interaksi dengan masyarakat lokal merupakan bagian dari semangat Ekspedisi Sabang-Merauke: Kota dan Jejak Peradaban. Kami memulai perjalanan dari Banyuwangi, Jawa Timur, ke Denpasar, Bali, Rabu (2/10/2013) pagi, dengan menggelar pengobatan gratis bagi 1.500 warga serta membagikan 250 masker untuk petambang belerang di Gunung Ijen.

Tidak hanya warga yang antusias, tetapi juga Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Dengan antusias, Anas turut memeriksakan darahnya dalam acara yang terselenggara berkat sumbangan pembaca Kompas lewat Dana Kemanusiaan Kompas (DKK). Anas juga membuka klinik fotografi bersama pewarta foto senior Kompas, Arbain Rambe, dan melepas secara resmi tim Ekspedisi Sabang-Merauke: Kota dan Jejak Peradaban menuju Denpasar, Bali.

Banyuwangi memang unik. Saat kami dari Surabaya tiba di Banyuwangi, Selasa (1/10/2013) sore, Banyuwangi yang terbayang di benak kami adalah berkait dengan santet.

Bayangan itu sirna ketika kami berkunjung ke Sanggar Genjah Arum yang berisi sedikitnya enam rumah tradisional Osing langka milik Setiawan Subekti di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi. Kami disambut empat nenek memainkan irama tradisional menggunakan alu dan lesung dipadu angklung dengan wajah nyaris tanpa ekspresi. Mereka mampu menghasilkan nada yang tidak kalah indah macam irama di pentas musik kontemporer.

Kesenian gedhogan dimainkan di sanggar yang dilengkapi bangunan-bangunan khas masyarakat Osing di atas tanah lapang. Kami pun mengobrol santai dengan Setiawan, yang merupakan pakar kopi internasional, sambil menikmati suguhan kopi kemiren dan pisang goreng dan tempe goreng.

Sajian seni tradisi dan kudapan panas yang digoreng di depan kami ini ternyata menjadi penanda awal betapa masyarakat Banyuwangi tetap mempertahankan kearifan lokal di tengah pesatnya pembangunan. Warga Banyuwangi kini semakin lekat dengan teknologi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi membangun ruang-ruang publik dilengkapi toilet umum yang bersih, selain juga akses internet nirkabel gratis.

Halaman depan taman makam pahlawan, alun-alun, dan taman bermain pun ramai dikunjungi warga. Para mahasiswa dan pelajar duduk berkelompok kecil menghadap laptop mereka di pendopo kecil berlantai keramik putih, di depan taman makam pahlawan.

Mereka mengerjakan tugas sekolah atau kuliah dengan memanfaatkan sambungan internet gratis. Anas mengatakan, pemkab ingin membangun lebih banyak ruang publik untuk mendorong generasi muda Banyuwangi kreatif dan berpikir positif dalam berkarya.

”Saat ini, sudah 1.200 wi-fi kami sediakan di Banyuwangi. Target kami, 10.000 wi-fi bisa tersedia,” ujar Anas.

Dari taman makam pahlawan, Anas didampingi Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiatmoko dan Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi Letnan Kolonel Edi Eka Susanto mengajak menikmati kuliner lokal. Seusai diskusi, kami minta izin menuju Bali. (BAY/MHF/OTW/HAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com