Jalanan di Pasar Krishna Rajendra, Bangalore, India, Kamis (12/9/2013) menjelang pagi, masih menyisakan genangan air hujan. Sebagian sudut pasar dan jalan masih gelap. Beberapa ekor sapi yang bebas berkeliaran terlihat samar. Tanah becek dan kotoran sapi menjadi ranjau yang bisa mengancam kenyamanan para pengunjung dan pedagang bunga.
Layaknya kubangan lumpur yang menumbuhkan indahnya bunga teratai, begitulah Pasar Krishna Rajendra. Pasar bertanah becek dan berbau kotoran sapi tersebut disesaki bunga penuh warna. Semerbak harum bunga dengan keindahan warnanya mengubur kekumuhan Pasar Krishna Rajendra.
Pasar Krishna Rajendra sejatinya adalah pasar tradisional yang menyediakan beragam komoditas. Aneka jenis pangan dan sandang tersedia di sana. Hanya saja, pasar itu pada pukul 03.00 sampai pukul 09.00 dikuasai para pedagang bunga.
Sebagian besar pedagang bunga berasal dari Distrik Salem dan Dharmapuri, Negara Bagian Tamil Nadu, India selatan. Mereka menjajakan untaian bunga marigold, dahlia, aster, krisan, mawar, dan melati di dalam keranjang, di atas lembaran terpal, dan juga dikaitkan di tepi pagar serta pintu atau dinding toko yang masih tutup. Sebagai upaya mendekati pembeli, para pedagang menggunakan jemari tangan mereka untuk menggantung untaian bunga.