Berkunjung ke Morotai yang terletak di bibir Pasifik tak lengkap katanya jika tak berkunjung ke tiga pulau kecil lainnya. Selain Pulau Ansai, ada Pulau Zumzum dan Pulau Dodola. Ketiga pulau itu menjadi daya tarik wisata karena keunikan alam dan sejarahnya.

”Pulau Ansai ini menjadi tempat ribuan kalong tidur kalau siang,” kata Muhlis Eso (33), warga Morotai yang memandu kami.

Sekitar 15 menit dari Morotai, perahu sampai di Pulau Ansai. Dengan susah payah, Abdul Khair, juru mudi, mencoba mengarahkan perahu untuk berlabuh di pulau itu. Namun, perahu tidak bisa merapat karena bisa kandas. Ketiadaan dermaga membuat kami harus memanfaatkan sebuah bekas perahu kayu yang kandas di tempat itu.

Setelah berhasil mendarat, kami bergegas masuk ke pulau. Kebun pala menyambut. Kami menerobos semak belukar demi melihat rombongan kalong yang menggantung di pohon-pohon yang mengelilingi pulau.

Muhlis memimpin masuk ke hutan mangrove, mencari pohon tempat kalong beristirahat. Celana yang kami pakai penuh dengan rumput jarum, membuat kulit kaki gatal. Setelah berjalan sekitar 1 kilometer menerobos semak dan pepohonan, tak terlihat seekor pun kalong yang menggelantung di pepohonan.

”Hoooiiii!” Muhlis berteriak sekuat tenaga, berusaha membangunkan kalong yang barangkali tertidur di salah satu pepohonan hutan mangrove yang rimbun itu. Tak ada yang terbang, bahkan burung pun tampak tak peduli dengan teriakan itu.

”Mungkin sudah pergi semua ke Halmahera. Biasanya kalau di Morotai lagi musim buah, kalong pada berkumpul di sini,” ujar Muhlis.

Setelah sekitar setengah jam mencari kalong tanpa membuahkan hasil, kami pun menyerah. "Oke, sekarang kita ke tujuan berikutnya, Pulau Zumzum," ajak Muhlis.

Pulau Zumzum terkenal sebagai markasnya jenderal terkenal Amerika Serikat pada Perang Dunia II, Jenderal Douglas McArthur. Terletak sekitar 4,8 kilometer dari Daruba, pusat pemerintahan Morotai, Zumzum memiliki panorama alam dan sejarah yang memesona.

Pasir putih mengelilingi pulau itu. Perahu bisa dengan mudah berlabuh karena ada dermaga. Sayangnya, ujung dermaga ambles akibat kurang terawat.

Jejak perang langsung terlihat begitu sampai ke bibir pantai Zumzum. Besi bekas ponton sekutu tampak tertimbun pasir di tepi pantai.

McArthur pernah tinggal di pulau ini sehingga pulau ini pun disebut McArthur Island. Untuk mengenang jenderal bintang empat ini, dibangun patung McArthur di pulau ini. Patung itu gagah berdiri di tepi pantai, menghadap ke arah Daruba, pulau yang menjadi basis pasukan sekutu ketika merebut kembali Filipina dari tangan Jepang.

Pulau ini menjadi salah satu areal yang sangat penting semasa PD II. Buktinya, selain ada ponton yang tertimbun pasir, ada juga bekas goa pusat komando dan tempat pendaratan kendaraan amfibi sekutu. Rupanya pulau ini dulu menjadi basis pertahanan pasukan Sekutu di Pasifik.

Di pulau yang tidak berpenghuni ini, pemerintah membangun sejumlah bangunan untuk tempat beristirahat. Bangunan itu kini tak terawat. ”Ini dibangun waktu pelaksanaan Sail Morotai, beberapa waktu lalu,” kata Muhlis.

Perjalanan kami terakhir adalah ke Pulau Dodola, sekitar 45 menit perjalanan menggunakan perahu dari Pulau Zumzum. Dodola sebenarnya terdiri dari dua pulau, Dodola Besar dan Dodola Kecil. Keindahan pasir putih di Pulau Dodola ini menjadi daya tarik bagi wisatawan.

(Prasetyo Eko P/M Fajar Martha)