Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2013, 09:37 WIB
TIMIKA, KOMPAS — Pelabuhan Pomako, Kabupaten Mimika, Papua, mulai ramai didatangi pedagang, Sabtu (19/10/2013) pagi. Para pedagang menunggu dan berharap rezeki dari penumpang Kapal Motor Penumpang Tata Mailow yang akan merapat di dermaga.

Kami, Tim Ekspedisi Sabang-Merauke: ”Kota dan Jejak Peradaban” Kompas bergegas turun dari Kapal Navigasi KN Bimasakti Utama yang sudah bersandar di dermaga. Tujuan kami sama dengan sebagian penumpang kapal Mailow, yakni Timika, ibu kota Kabupaten Mimika.

Timika berjarak 40 kilometer dari Pelabuhan Pomako. Di perjalanan, kami menyaksikan gubuk rumah panggung dari kayu. Atapnya hanya daun kering dan sebagian lembaran plastik bekas. Rumah itu sangat sederhana dan tanpa aliran listrik. Penghuni gubuk ini penduduk suku asli Mimika yang tinggal di pesisir pantai, yakni suku Kamoro.

Jalan dari Pomako ke Timika relatif bagus, beton mulus. Perjalanan terasa nyaman dengan pemandangan hutan bakau setinggi 10-15 meter. Sekitar 40 menit kemudian kami tiba di pusat kota Timika. Bayangan kami, Timika adalah kota dengan tata kota yang rapi dan modern karena ada perusahaan tambang raksasa PT Freeport Indonesia yang menanamkan investasi sekitar 8,6 miliar dollar Amerika Serikat.

Ternyata, wajah Timika tak jauh berbeda seperti daerah pinggiran kota Jakarta. Terminal angkutan semrawut. Jalan-jalan utama tanpa trotoar yang memadai. Sampah berserakan di beberapa ruas jalan. Kondisi pasar sentral tak lebih bagus daripada pasar induk Kramatjati, Jakarta Timur.

Saat kami masuk ke Kuala Kencana, ”kota kecil” di Timika, kondisinya ibarat langit dan bumi dibandingkan di pusat kota Timika. Kompleks permukiman dan perkantoran milik PT Freeport ini sangat tertata. Jaringan listrik ditanam di bawah tanah. Kompleks asri dengan hutan belantara. Di antara hutan dibangun rumah bergaya AS yang dihuni pegawai PT Freeport sejak 1995. Kompleks ini dilengkapi dengan alun-alun, pusat perbelanjaan, tempat ibadah, dan sekolah. (MHF/HAM/OTW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com