Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeju Korea dan Sepotong Warisan Dunia

Kompas.com - 21/10/2013, 11:22 WIB
INDONESIA punya Bali, Korea Selatan punya Jeju. Bali menjadi pusat turisme negeri khatulistiwa ini, begitu pula Jeju. Banyak kesamaan Jeju dan Bali, terutama keindahan alamnya.

Bali punya warisan budaya kuat. Jeju tidak kalah hebat. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa- Bangsa (UNESCO) bahkan menganugerahkan dua gelar kepada pulau kecil di barat daya Semenanjung Korea itu sebagai Kawasan Cagar Biosfer (2002) dan Situs Warisan Alam Dunia (2007). Masih ada lagi, Jeju adalah rekan Pulau Komodo dalam kategori Tujuh Keajaiban Alam Dunia Baru (2011).

UNESCO tentu tidak sembarangan menetapkan status berkelas dunia. Gelar itu berkaitan dengan sejarah kelahiran Pulau Jeju, yang berkaitan erat dengan letusan Gunung Halla. Erupsi gunung berapi setinggi 1.950 meter itulah yang membuat fenomena alam luar biasa yang dapat dinikmati hingga saat ini.

Lima jalur

Perjalanan menuju puncak Gunung Halla, dengan 260 anak gunungnya yang disebut oreum, adalah obyek yang wajib dicicipi di Jeju. Maklum, seluruh Pulau Jeju adalah wilayah pegunungan, dengan kaki yang langsung menyentuh lautan. Puncak Gunung Halla adalah titik pusat pulau itu.

Ada lima jalur dengan karakteristik atau tingkat kesulitan berbeda menuju wilayah tertinggi di Korea itu. Kepenatan pasti terbayar tatkala melihat keindahan alam dengan puncak Baeknokdam, berupa kawah danau berwarna biru di atasnya.

Pada musim semi, perjalanan mencapai puncak disuguhi pemandangan hamparan padang rumput yang luas, diselingi bunga cantik berwarna merah muda. Suguhan keindahan alam melewati hutan yang masih terjaga sangat meneduhkan hati.

Apabila stamina pas-pasan, tidak perlu khawatir. Anda bisa memakai jalur Yeongsil, menuju salah satu oreum. Hanya, puncak Baeknokdam tidak dapat dijangkau, tetapi pemandangannya lumayan.

Penat mendaki, atau jika tidak ingin berjalan menanjak, Anda dapat menyusuri perut bumi, Goa Manjanggul di Gujwa. Goa ini merupakan salah satu lorong terpanjang di dunia yang tercipta akibat aliran lava gunung berapi. Panjang gua mencapai 7,5 kilometer, tetapi Pemerintah Otonomi Jeju hanya membuka satu jalur, sepanjang 1 kilometer, untuk umum. Jalur lain dipakai untuk kepentingan ilmu pengetahuan atau penelitian semata.

Memasuki goa tidak sulit karena sudah ada tangga turun atau naik yang tidak terlalu terjal. Lingkaran goa juga besar, 23-30 meter, sehingga leluasa berselisih jalan dengan pengunjung lain pada saat ramai.

Di dalam goa dipasang pencahayaan seadanya sehingga kesan remang-remang kedalaman bumi terasa kental. Suhu cukup dingin, 11-18 derajat celsius, meskipun pada musim panas.

Di beberapa lokasi, terdapat petunjuk tentang goa, seperti bentuk-bentuk batuan, ornamen, dan struktur dinding akibat aliran lava. Di ujung lorong sepanjang 1 kilometer, berdiri sebuah pilar berupa batu lava membeku dari bawah ke atas seperti stalaktit dan stalagmit yang bersatu. Sungguh seperti perjalanan menuju negeri antah-berantah.

KOMPAS/SYAHNAN RANGKUTI Seongsan Ilchulbong merupakan anak Gunung Halla yang berbentuk seperti kastel tua. Pemandangan matahari terbit dari lokasi ini diyakini merupakan yang terindah di seantero Korea Selatan.
Manjanggul terbentuk akibat aliran lava yang diperkirakan terjadi 100.000 sampai 300.000 tahun lalu. Goa ini merupakan salah satu bagian utama penilaian UNESCO yang menjadikan Jeju sebagai Warisan Alam Dunia.

Di lokasi lain, terdapat hasil erupsi lain Gunung Halla, berupa bukit di tepi laut yang dinamakan Seongsan Ilchulbong, yang berarti puncak matahari terbit. Bentuknya unik, seperti kerucut. Sepintas mirip dengan kastel kuno yang dihuni keluarga pembesar dari Eropa zaman dahulu.

Bentuk seperti bangunan tinggi menjulang dengan deburan ombak laut biru adalah perpaduan alam yang sempurna. Tidak ada pemandangan terindah matahari terbit selain di Seongsan Ilchulbong di seantero Korea.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com