Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Tomat untuk Usir Keburukan

Kompas.com - 17/11/2013, 18:44 WIB
HASIL dan rezeki melimpah yang diberikan alam bagi umat manusia selayaknya disyukuri. Begitulah yang dilakukan masyarakat Kampung Cikareumbi, Cikidang, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (14/11/2013), saat menggelar hajat bumi dan perang tomat.

Melimpahnya hasil panen tersebut dirayakan bersama-sama. Mereka mengawali dengan berdoa, arak-arakan, kemudian ditutup dengan perang tomat sebagai simbol membuang segala keburukan. Hajat Bumi sudah berlangsung secara turun-temurun.

Perang tomat digelar sebagai ekspresi rasa syukur atas kemurahan alam. Hasil panen seperti sayur-mayur diarak diiringi musik dan kesenian tradisional. Warga menonton di sepanjang jalan kampung. Banyak juga yang berjoget.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Sisa-sisa peperangan.
Perang tomat, menurut warga, merefleksikan membuang keburukan. Peserta inti perang tomat mengenakan pelindung kepala dan tameng yang terbuat dari bambu.

Warga setempat boleh mengikuti perang dengan melemparkan tomat-tomat yang sudah disediakan. Hal itu diartikan sebagai penolakan atas sistem dagang tengkulak yang seenaknya mempermainkan harga.

Tomat, misalnya, saat ini terpuruk hingga Rp 700 per kilogram dari harga terbaik yang mereka capai, yakni Rp 5.000 per kilogram. (Rony Ariyanto Nugroho)

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Arak-arakan Hasil Bumi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com