"Di mana Luwuk? Saya jawab dekat Meksiko, he-he...," kata Soenardi saat bincang-bincang santai di Lounge Bar Hotel Aston Luwuk & Conference Centre, Kamis (7/11/2013) malam.
Berprofesi sebagai dokter syaraf, Soenardi pertama kali menginjakkan kaki di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah pada tahun 1984. Diam-diam, ternyata kekayaan Luwuk luar biasa. Selain hasil bumi berupa kopra, pala, cengkeh, bumi Luwuk juga memiliki kandungan migas. Tak aneh bila perusahaan asing beroperasi di sini dan karyawan mereka sering datang ke Luwuk.
Soenardi mengenang, dulu tamu yang datang ke Luwuk sering mengeluh karena kesulitan mencari penginapan, apalagi penerbangan. Inilah yang mendasari Soenardi menggandeng PT Archipelago International mendirikan Hotel Aston Luwuk & Conference Center di Jalan Mandapar, Kawasan Bukit Halimun, Tanjung Tuwis. Lokasi Hotel Aston Luwuk sangat strategis, di dataran tinggi dan menghadap pantai. "Dulu ini kebun jagung," kata Soenardi.
Tidak ada kemacetan di Luwuk. Dari bandara ke hotel hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Sepanjang perjalanan menuju hotel, Anda akan dibius oleh pemandangan pantai yang masih asri. Lagi asyik-asyiknya menyusuri pantai, tiba-tiba mobil berjalan perlahan dan belok kiri. Jalanan mulai menanjak. Itu tandanya Anda sudah mendekati lokasi Hotel Aston Luwuk.
Sejak beroperasi awal Oktober 2013, Hotel Aston Luwuk kini mulai kebanjiran tamu, terutama untuk kepentingan bisnis. "Kelebihan kami, ini (hotel) merupakan satu-satunya hotel di Luwuk yang memiliki kolam renang," kata Soenardi.
Cobalah berenang di hotel ini, terutama sore hari. Birunya laut Luwuk sangat indah dinikmati sambil berenang di kolam hotel. Berenang di sini sambil memandang lautan akan mengingatkan Anda tatkala berlibur di Bali.
Fasilitas yang disediakan di setiap kamar diantaranya large standing shower, bath tub (untuk junior suite dan presidential suite), LCD TV, safety box, mini bar, coffee and tea maker serta wifi.
Sementara untuk nama-nama ruangan, Soenardi sengaja menggunakan nama binatang khas Sulawesi. Seperti ruang pertemuan untuk 20-40 orang dinamakan Ruang Tapir. Restoran dinamakan Anoa. Sementara untuk ruang seminar tersedia Maleo I, Maleo II dan Maleo III. Jika menggelar pesta pernikahan, sekat-sekat Ruang Maleo dibuka sehingga sanggup menampung hingga 1.200 tamu.
Meja dan kursi yang digunakan pun menyesuaikan dengan warna aslinya. "Seperti kursi-kursi di restoran kita tetap mempertahankan warna kayu seperti aslinya, warna cokelat," kata Soenardi.
Sebagai hotel bertaraf internasional dengan menyandang brand Aston dan pertama beroperasi di Luwuk, Soenardi sadar betul untuk menjadikan Hotel Aston Luwuk sebagai pilihan tamu, entah bisnis ataupun leisure sebagai tempat beristirahat selama berada di ibu kota Kabupaten Banggai.
Setiap tamu yang menginap di Hotel Aston Luwuk tetap dapat melakukan kegiatan bisnis mereka, sebelum menikmati keindahan alam di Luwuk bersama keluarga seperti air terjun Salodik dan Tontoun, Teluk Lalong, dan keindahan Pantai Bua Lemo.
"Kami ingin menjadikan hotel ini sebagai pilihan tamu saat berkunjung ke kota Luwuk. Kami harus punya kelebihan dibandingkan dengan hotel-hotel lain yang pasti akan muncul di waktu mendatang," sambung Soenardi.
Selain itu, tamu atau wisatawan yang datang tentunya ingin mengetahui seperti apa kesenian Luwuk dan oleh-oleh khas Luwuk. "Kami akan membuat semacam souvenir shop untuk menampung produk khas Luwuk yang bisa dibeli tamu atau wisatawan sebagai oleh-oleh," katanya.
Luwuk, menurut Rachmad, sebenarnya kaya obyek wisata. Kedatangan para pekerja asing dan keluarga mereka ke Luwuk akan memberikan dampak positif bagi perkembangan pariwisata daerah ini. "Luwuk ini ibarat mutiara yang belum digosok," tambah Rachmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.