Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecinta Diving di Kolaka Lakukan Transplantasi Karang

Kompas.com - 01/12/2013, 15:21 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA, KOMPAS.com - Tinggginya angka kerusakan karang di dasar laut Kolaka, Sulawesi Tenggara saat ini sudah sangat memprihatinkan. Padahal pihak terkait selalu berupaya mencegah hal itu dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Akibat kerusakan karang yang kian parah, Kolaka Diving Club (KDC) melakukukan transplantasi karang di perairan Kolaka.

Irfan Jaya Jono, Ketua KDC yang ditemui Kompas.com usai melakukan kegiatan tersebut mengatakan sekitar 20 orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain dari anggota KDC, juga melibatkan sejumlah penyelam lain dari wilayah Kolaka.

"Jadi pada dasarnya kegiatan ini kita bercermin kepada kepentingan tentang dunia bawah laut. Bahwa kenyataan di Kolaka tidak ada atau kurangnya perhatian kepada potensi-potensi karang yang ada di Kolaka. Pengalaman kita menyelam memang ditemui banyaknya wilayah-wilayah yang karangnya sudah rusak. Contohnya karang di wilayah wisata Kaju Angin. dan ada lagi beberapa tempat yang sama," katanya kepada Kompas.com, Jumat (29/11/2013).

Sebelumnya KDC pernah mewacanakan tapi belum mendapat respon, sehingga Ketua KDC Irfan Jaya Jono beserta anggota klub berinisiatif untuk melakukan kegiatan secara mandiri. Diharapkan tindakan ini akan merangsang kepedulian semua instansi dan institusi untuk lebih peduli.

Kerusakan terumbu karang di Kabupaten Kolaka sangat kompleks. "Di antaranya efek limbah kegiatan tambang, dan masih ada pengeboman ikan oleh nelayan. Jika ekosistem ini tidak terjaga maka akan berpengaruh pada iklim dan mempercepat proses pemanasan global," kata Irfan.

Lebih jauh lagi ditegaskan bahwa ketika tidak ada perhatian pada pertumbuhan karang di Kolaka maka sangat berpengaruh dengan berkurangnya jumlah persediaan ikan di perairan Kolaka. "Kalau ikan yang berkurang dampak ekonominya akan terasa pada masyarakat lokal dan nelayan itu sendiri. Ini yang perlu kita cegah lewat kegiatan transplantasi," tambahnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris KDC H Arsy Pamma mengatakan lewat kegiatan transplantasi karang dapat mengembangkan minat wisata lokal maupun luar daerah untuk menikmati potensi karang di Kolaka.

"Ekowisata pesisir semakin berkembang di Indonesia seperti di Raja Ampat, Gili Trawangan, Bunaken, Derawan, Wakatobi, Bau-bau, Selayar, Gorontalo dan beberapa tempat lain yang ada di Indonesia. Saya pikir potensi karang di Kolaka bisa bersaing maka program ini harus berkelanjutan," paparnya.

Dalam kegiatan ini pihak KDC mentransplantasi 160 karang yang disebar dalam dua meja. "Kita pakai dua meja dan satu meja itu 80 karang yang kita transplantasi. Namun semua ini hanya bentuk peduli kita kepada ekosistem bawah laut Kolaka sekaligus mengajak semua pihak untuk tetap memelihara karang yang ada di perairan Kolaka," kata Irfan.

Pihak KDC pun telah menentukan atau merekomendasikan sejumlah tempat yang bisa memanjakan pecinta alam bawah laut. Contohnya Karang Tokyo yang memiliki keindahan ibaratnya Kota Tokyo di malam hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com