Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk ke Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun

Kompas.com - 13/12/2013, 12:43 WIB
Kontributor Singkawang, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

LANJAK, KOMPAS.com - Pesona bentang alam Kapuas Hulu nan eksotik, berpadu dengan budaya Dayak dan Melayu serta adat istiadatnya yang masih kuat melekat menjadi saksi dalam pagelaran Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun tahun 2013.

Agenda tahunan yang untuk ketiga kalinya digelar tersebut tak hanya dihadiri masyarakat dari Kabupaten Kapuas Hulu saja, tapi ada juga yang datang jauh-jauh dari Singkawang, Pontianak, dan Jakarta. Bahkan banyak terlihat turis mancanegara seperti dari Rumania, Jerman, Malaysia, Denmark dan beberapa negara lainnya.

Sesuai namanya, Danau Sentarum dan Betung Kerihun merupakan taman nasional yang wilayahnya tepat berada di jantung Pulau Kalimantan. Kentalnya suasana adat dan budaya begitu terasa mulai dari ritual adat penyambutan ketika menyambut kedatangan Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis. Begitu turun dari kendaraan, dengan pengawalan seadanya, Cornelis disambut dengan ritual penyambutan dengan adat Melayu dari Kapuas Hulu.

Suasana budaya kembali terasa ketika gubernur disambut dengan adat penyambutan tamu khas Dayak Iban. Dalam sambutannya, Cornelis menyampaikan, kedua potensi wisata yang berstatus taman nasional tersebut sudah cukup untuk dijual di dunia international.

KOMPAS.com/Yohanes Kurnia Irawan Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis sedang memotong bambu menggunakan Mandau, sesaat setelah ritual penyambutan tamu dalam rangkaian Festiva Danau Sentarum-Betung Kerihun di Kota Lanjak, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis (12/12/2013).
Masyarakat diimbau dan wajib menjaga kelestarian alamnya. Pemerintah pun diharapkan bekerja sama dengan rakyat dalam mengelola taman nasional. "Dampak dari pariwasata merupakan pendapatan bagi masyarakat. Keunikan budaya bisa kita tampilkan kapan saja apabila wisatawan datang, dan itu bisa menjadi pendapatan bagi masyarakat kita karena potensi yang kita miliki ini tidak ada duanya di dunia" kata Cornelis, Kamis (12/12/2013).

Cornelis menambahkan, kendala utama yang dihadapi saat ini terutama di bidang infrastruktur. Selain itu, Cornelis juga menegaskan, habitat yang dilindungi terutama orangutan jangan dibunuh apalagi dikonsumsi.

Satwa tersebut, menurut Cornelis, wajib dijaga dan dilestarikan, karena wilayah taman nasional tersebut sudah menjadi aset dunia dan milik internasional, serta menjadi salah satu penyangga dunia.

Ketua panitia festival, Alexander Rombonang memaparkan, pergelaran festival tahun ini merupakan ajang promosi pariwisata di Kapuas Hulu, baik itu tingkat lokal, nasional hingga internasional.

"Kegiatan ini juga sekaligus untuk mempertahankan dan membina nilai-nilai budaya yang sudah mulai menurun. Selain itu juga untuk mengembangkan potensi yang sesuai tuntutan zaman serta membuka lapangan kerja dan peluang usaha bagi msyarakat di Kapuas Hulu," kata Alexander kepada Kompas.com.

Pergelaran festival rencananya akan dimeriahkan dengan aneka lomba, di antaranya parade lagu daerah Dayak dan Melayu, parade tarian, lomba sampan, lomba sumpit, pangkak gasing, mendongeng, menghias perisai, membuat bubu, dan menumbuk padi. Lomba tersebut diikuti oleh 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu. Selain itu, puluhan stan menampilkan produk kerajinan khas dari Kapuas Hulu berupa anyaman, ukiran, manik-manik, dan aneka kerajinan lainnya yang dipajang dalam stan pameran.

KOMPAS.com/Yohanes Kurnia Irawan Salah satu stand peserta pameran dalam pergelaran Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun di Kota Lanjak, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis (12/12/2013).
Salah satu peserta festival, Riak Bumi Foundation menampilkan produk madu hutan yang dihasilkan dari kawasan Taman Nasional Danau Sentarum dan minyak Tengkawang. Selain itu, Riak Bumi juga menampilkan produk kerajinan tangan berupa anyaman dalam aneka bentuk dan kegunaan.

Peserta festival lainnya pun tak kalah dalam menampilkan produk kerajinan masing-masing daerah. Mereka memajang serta menata stan mereka semenarik mungkin, sehingga mengundang mata untuk mengunjungi setiap stan yang ada di lokasi kegiatan.

Festival digelar dari tanggal 12 hingga 15 Desember 2013, berpusat di Kota Lanjak dan kawasan Danau Sentarum, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com