”Desa Bayan memiliki potensi besar pariwisata, seperti sumber daya alam sebagai salah satu atraksi wisata dan industri kreatif kerajinan tenun serta budaya lokal masyarakat,” kata Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Pahala N Mansury saat peluncuran Program Pariwisata Mandiri Bersama Mandiri (MBM) di Desa Bayan, Jumat (6/12/2013) lalu.
Menurut Pahala, Desa Bayan memiliki letak strategis program MBM, yaitu bertetangga dengan Desa Senaru sebagai pintu masuk pendakian Gunung Rinjani (3.726 meter). Terdapat peninggalan purbakala berupa Masjid Kuno yang dibangun pada abad ke-16 yang melukiskan jejak penyebaran Islam di Lombok dan diperkuat keterampilan menenun, yang semuanya saling mendukung Program Pariwisata-MBM.
Untuk itu, Bank Mandiri bersama British Council mengalokasikan dana Rp 2,97 miliar untuk memperbaiki beberapa fasilitas pendukung, seperti hutan adat dan rumah adat Kampu—kediaman pemangku adat—perbaikan sumber mata air, pelatihan bahasa Inggris dan industri kreatif serta manajemen usaha.
Atraksi yang dijual antara lain cultural walking tour, yaitu melihat aktivitas warga desa, mengunjungi rumah adat, berkebun, bertani, mendirikan rumah, termasuk kunjungan ke sumber mata air (Mendala), hutan adat (Bangket Bayan), dan Masjid Kuno, yang merupakan peninggalan tradisi Wetu Telu—lebih dikenal Islam Wetu Telu. Lokasi ini jadi bagian dalam entitas kosmos dan prosesi adat setempat. Masjid itu dibangun abad ke-16. Konstruksi bangunannya berdinding, beratap bambu, berfondasi batu alam, disangga 4 tiang utama dan 28 tiang pendukung. (RUL)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.