Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semalam Berlayar di Teluk Tomini

Kompas.com - 13/01/2014, 12:57 WIB
SABTU (14/12/2013) tepat pukul 16.00 Wita, kapal motor penyeberangan Cengkih Afo mengangkat jangkarnya sekaligus memulai pelayaran dari Pelabuhan Ferry Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Dengan kecepatan rata-rata 8,4 mil per jam, kapal itu terus mengarungi perairan Teluk Tomini menuju ke arah tenggara.

Hari itu, kapal feri yang melayari rute Marisa-Dolong-Ampana ini mengangkut 35 penumpang, 4 truk dan 1 minibus. Keempat truk itu mengangkut aspal dari Gorontalo untuk dibongkar di Ampana, Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Para penumpang umumnya turun di Dolong, salah satu kota kecil di Pulau Waleakodi, Kepulauan Togean, Teluk Tomini, Sulteng. Mereka umumnya petani yang baru kembali dari menjual hasil bumi, seperti kopra dan cengkeh di Marisa.

”Kalau hasil bumi diangkut dari Dolong ke Marisa atau Ampana dengan kapal feri lebih cepat dan aman dibandingkan menggunakan perahu layar. Kami sangat tertolong dengan feri ini,” kata Idris (52), warga Dolong, yang ikut dalam pelayaran dari Marisa ke Dolong, Sabtu itu. Dua hari sebelumnya, dia menjual cengkeh 150 kg di Marisa.

Kapal feri Cengkih Afo setahun terakhir melayani rute Marisa-Dolong-Ampana pergi pulang (pp). Pemberangkatan dari Marisa pada Desember 2013 sebanyak tiga kali seminggu, yakni Senin, Rabu, dan Sabtu pukul 16.00 Wita. Namun, mulai 5 Januari 2014, jadwal itu berubah menjadi hanya Kamis dan Minggu pukul 09.00 Wita.

Rute Marisa-Dolong-Ampana pp termasuk jalur baru yang dilayani PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Pengoperasian rute ini seiring dengan dibukanya Pelabuhan Penyeberangan Marisa pada akhir tahun 2012.

Di pelabuhan itu belum tersedia listrik sehingga aktivitas di kantor pelayanan dan terminal penumpang belum optimal. Ruang kerja pegawai tak tersedia komputer, meja, dan kursi kerja. Listrik dinikmati pegawai hanya tiga kali dalam sepekan saat malam sebelum kapal feri merapat di pelabuhan itu. Listrik itu bersumber dari generator yang disediakan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP).

Di kantor tersebut pun tidak tersedia telepon dan faksimile. Jika hendak menerima atau mengirim surat yang dikirim melalui faksimile atau surat elektronik, pegawai ASDP setempat harus menuju ke kota Marisa yang jaraknya 25 kilometer.

”Katanya listrik untuk Pelabuhan Penyeberangan Marisa segera disambungkan. Tapi waktu persisnya, kami tidak tahu. Kami hanya berharap penyambungan listrik segera dilakukan sehingga kegiatan di pelabuhan ini lebih optimal,” ujar Adriyansah Yusuf, pegawai ASDP Indonesia Ferry wilayah Marisa.

KMP Cengkih Afo memiliki dua dek. Pada dek pertama diisi kendaraan bermotor. Di dek kedua ada dua ruangan, yakni VIP dan ekonomi yang dilengkapi televisi. Hari itu penumpang hanya 35 orang sehingga bebas pilih kursi dalam kedua ruangan tersebut. Tidak ada kelompok band yang khusus menghibur penumpang di ruang VIP seperti pada kapal feri di Selat Sunda, Selat Bali, atau Selat Alas.

Segitiga karang

Perjalanan semakin jauh, dan malam kian larut. Laut pun cukup tenang sehingga pelayaran relatif aman. Setelah berlayar tujuh jam, tepat pukul 23.00, KMP Cengkih Afo merapat di Dolong. Di sini hanya tersedia dermaga darurat dengan panjang sekitar 3 meter dan lebar 2,5 meter, langsung tersambung dengan jalan di permukiman warga. Di Dolong, kapal feri ini merapat selama satu jam, lalu pukul 24.00 berlayar lagi menuju Ampana.

Pulau Waleakodi memiliki delapan desa yang dihuni sekitar 500 jiwa dari 103 keluarga. Mereka umumnya nelayan dan petani dengan penghasilan utama adalah ikan, kopra, dan cengkeh. Hasil bumi tersebut dipasarkan ke Marisa dan Ampana, sebab hanya kedua kota itu yang terhubungkan langsung dengan angkutan laut, terutama kapal feri.

Dalam buku Ensiklopedi Populer Pulau-pulau Kecil Nusantara yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas, tahun 2014, disebutkan, Pulau Waleakodi merupakan satu dari 499 pulau kecil di Teluk Tomini. Teluk yang membentang di 13 kabupaten/kota itu meliputi tiga provinsi, yakni Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara. Teluk ini adalah salah satu teluk terluas di Indonesia yang kaya ikan, keindahan pulau-pulau kecil dengan pasir putih, dan taman laut.

Yang menarik di Teluk Tomini adalah Kepulauan Togean. Wilayah ini telah menjadi salah satu destinasi para penyelam dunia meski memiliki prasarana yang terbatas. Kepulauan Togean dikenal sebagai bagian dari segitiga koral yang terhubung antara Indonesia, Malaysia, Papua Niugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com