Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Bali di Rumah Tropis Wolhusen Swiss

Kompas.com - 14/01/2014, 19:27 WIB
LONDON, KOMPAS.com - KBRI Bern menggandeng Tropenhaus (Rumah Tropis) di Swiss mengadakan pekan promosi Indonesia yang dibalut dalam tema "Delicious Bali " Festival Bali di Rumah Tropis Wolhusen, Swiss, yang berlangsung 8 Januari hingga 23 Februari 2014.

Festival mengajak warga Swiss tidak saja berwisata kuliner makanan khas Bali tetapi juga memperkenalkan budaya Bali, melalui gamelan, pemutaran film dokumenter dan mempromosikan buah-buah tropis khas Bali. Hal itu disampaikan Pensosbud KBRI Bern, Muhammad Budiman Wiriakusumah kepada Antara London, Selasa (14/1/2014).

Menurut Budiman, begitu pengunjung masuk ke rumah tropis Wolhusen, suasana Bali sangat terasa sekali, tidak saja karena dekorasi yang dibuat dengan aksen kental Bali, namun juga karena temperatur udara di taman tropis berkisar 25 derajat celcius di tengah-tengah musim dingin di Swiss.

Menu makanan yang ditampilkan juga dipilih dari jenis-jenis makanan yang mempunyai arti khusus bagi masyarakat Bali, seperti "jukut ares" sejenis sup, yang terkenal di Pulau Bali dan Pulau Lombok.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Lawar khas Bali menggunakan jantung pisang.
Hidangan jukut ares selalu menjadi hidangan utama di setiap acara, hari raya atau hajatan. Di Bali misalnya, jukut ares selalu dihidangkan pada acara pernikahan, kematian, potong gigi, bahkan pada saat hari raya Galungan dan Kuningan.

"Sama halnya seperti di Bali, di Pulau Lombok, jukut ares selalu dihidangkan pada saat acara pernikahan, kelahiran bayi, hari raya Maulid bahkan Lebaran. Jukut ares sudah membumi di tanah Sasak ini," ujarnya.

Bahan utama jukut ares adalah batang pisang batu yang masih muda. Di sinilah letak keistimewaan masakan ini, batang pisang menjelma menjadi masakan yang lezat. Selain itu juga ditampilkan makanan lain seperti nasi campur bali lengkap dengan lawarnya.

Selain dapat berwisata kuliner sambil mendengarkan alunan gamelan, pengunjung juga diajak berkeliling di rumah tropis sambil mengenal tanaman-tanaman yang umbuh subur di Indonesia.

BARRY KUSUMA Royal Ngaben Cremation di Ubud, Gianyar, Bali, Agustus 2011.
Di ruangan khusus juga diputar film-film dokumentar tentang kehidupan masyarakat Bali seperti upacara Ngaben dan ditampilkan pula film dokumenter tentang upacara potong gigi.

Budiman mengatakan KBRI Bern terus menjalin kerja sama, baik dengan instansi pemerintah setempat dan pihak swasta lainnya. Bahkan untuk musim panas 2014 KBRI Bern menjajaki kerja sama dengan Tropenhaus untuk memperkenalkan tanaman-tanaman tropis yang dapat dijadikan bahan obat-obatan. "Mereka mengharapkan perusahaan jamu Indonesia untuk ikut meramaikan acara," kata Budiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com