Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggak Kapok Coba Ayam Kodok

Kompas.com - 20/01/2014, 09:50 WIB
BERAWAL dari keisengan dan penasaran soal jenis-jenis masakan, kemudian berselancar di dunia maya. Setelah merambah pelbagai peramban, bertemu masakan bernama ayam kodok. Apakah terbuat dari ayam dan kodok? Atau memang ada yang dinamakan ayam kodok? Ternyata bukan keduanya. Rasa penasaran membawa keinginan mencoba.

"Ya, kami memang menyediakan menu ayam kodok. Namun, pembuatannya makan waktu lama,” kata pegawai Warung Gudeg Pak Atmo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Restoran yang terletak di tepi Jalan Gandaria I, Jakarta Selatan, ini merupakan salah satu tempat yang menyediakan menu ayam kodok.

Pesanlah pada pagi hari agar masakan itu bisa dinikmati pada sore hari di warung itu sebelum ditutup pada pukul 17.00. Cara lain, memesan sehari sebelumnya atau pagi hari sebagai menu santap sore atau makan malam di rumah atau kantor.

Dengan pelbagai pertimbangan, kami memesan ayam kodok untuk diantar ke kantor. Tentunya, rasa ayam kodok itu bisa dinikmati bersama-sama rekan kerja.

Ayam kodok komplet pada baki saji dari warung itu dihargai Rp 475.000. Jika memakai baki saji sendiri, biayanya akan dikurangi Rp 25.000. Pengantaran dari warung ke kantor di Jakarta Pusat dikenai tarif Rp 35.000.

Sekitar pukul 16.00, minggu kedua Januari 2014, menu pesanan itu pun sudah diantar dan ditaruh di salah satu meja redaksi.

Sejenak kami tertawa melihat bentuk masakan yang unik dan lucu itu. Inilah menu ayam yang daging dan hampir seluruh tulang ayamnya dikeluarkan sehingga bersisa kulit dan kepala yang ditiadakan. Tulang yang dipertahankan hanya di bagian paha dan sayap.

Daging ayam rupanya sudah dihancurkan, diberi bumbu dan rempah-rempah, kemudian dimasukkan kembali ke kulit. Daging olahan itu biasanya berasal dari dua ekor ayam sehingga saat dimasukkan ke kulit ayam, menjadikannya tampak menggelembung seperti tubuh kodok. Setelah semua dimasukkan dalam kulit ayam, kemudian ayam dikukus sebelum akhirnya mendapat sentuhan terakhir dengan dipanggang.

Satu ayam kodok bisa dipotong menjadi 20-25 bagian. Menu disajikan di baki berbungkus kertas aluminium foil. Menu ditutupi plastik bening dan tipis agar tidak kotor. Nah, di sekeliling ayam kodok ditaruhlah rebusan kacang polong; potongan wortel, buncis, dan kacang panjang; pasta kentang yang dipanggang; serta tomat yang dibentuk bunga mawar dengan daun peterseli dan selada sebagai pemercantik hidangan. Pelengkapnya adalah saus kacang mentega yang kental.

Potongan ayam kodok kemudian menjadi lauk utama santap sore itu dengan nasi putih hangat. Sebelum makan, saus dipanaskan terlebih dulu biar lebih berasa di lidah.

Saat dicicipi, wuih, rasanya nendang, lidah bergoyang. Dagingnya lembut, gurih, dan harum rempah-rempah. Lezat, sudah pasti.

Saus berasa gurih agak manis dan hangat di mulut. Rebusan sayur tadi menambah kenikmatan saat bersantap. Lebih berasa nikmat lagi karena disantap bersama rekan kerja. Tidak heran jika dalam waktu yang tidak terlalu lama, satu ayam kodok pun ludes dimakan ramai-ramai.

Sejumlah rekan mengaku kecewa karena tidak kebagian mencicipi ayam kodok karena terlambat datang.

Asal Eropa

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com