Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambisi Hongkong Menjadi Pusat Seni di Asia

Kompas.com - 21/01/2014, 08:26 WIB
Ana Shofiana Syatiri

Penulis

HONGKONG, KOMPAS.com - Sejumlah balerina kecil berkostum putih terlihat bersiap tampil di Hong Kong Arts Center, sekitar pukul 21.00 waktu setempat, Minggu (19/1/2014). Mereka terlihat bersemangat, lari ke sana ke mari sambil sedikit mengulang gerakan yang akan mereka tampilkan di panggung. Para orangtua tampak sabar mendampingi anak-anak mereka dengan antusias. Ada kebanggaan terpancar dari wajah mereka, ketika bocah-bocah mungil tersebut tampil di panggung, dan mendapat tepukan tangan yang meriah.

Sejak dini, masyarakat Hongkong mulai memperkenalkan dunia seni kepada anak-anaknya. Mereka pun diberi ruang dengan keberadaan komunitas-komunitas pecinta seni, yang terus tumbuh di negara yang merupakan bagian dari negara China ini. Komunitas-komunitas seni itu, setiap tahunnya mendapat kesempatan tampil di ajang Hong Kong Arts Festival.

Biasanya, festival ini digelar setelah sepuluh hari Tahun Baru China berlalu. Tahun ini, sudah yang ke-42, dan berlangsung mulai 18 Februari hingga 22 Maret 2014.

So Kwok-wan, Associate Programme Director dari Hong Kong Arts Festival Society Ltd, sudah 19 tahun memegang acara ini, sejak 1995. Dia ingin anak-anak muda di Hongkong, sejak dini mendapat ruang untuk berkarya. "Saya sengaja mencari anak muda yang ambisius untuk menunjukkan kemampuan mereka," kata So Kwok-wan.

Biasanya, anak-anak muda yang tersebut sudah memiliki kelompok. Seperti Chloe Wong, koreografer muda Hongkong, dan tiga orang kawannya, yang akan tampil pada pergelaran seni tersebut. Mereka akan tampil dalam tari kontemporer dengan judul pertunjukan "Heaven behind the door". Tercatat sekitar seratus lebih pertunjukan seni pada acara tersebut selama sebulan. Pertunjukan ditampilkan di sekitar 15 venue. Bukan hanya berbagai jenis tarian, tapi juga musik dan orkestra, yang semuanya bertemakan pahlawan.

KOMPAS.COM/ANA SHOFIANA SYATIRI So Kwok-wan, Associate Programme Director dari Hong Kong Arts Festival Society Ltd.
Selain menampilkan karya artis lokal, festival ini juga mengundang banyak artis luar negeri untuk tampil di acara ini. Misalnya pertunjukan Shakespeare's classic a midsummer night's dream yang ditampilkan oleh Bristol Old Vic yang berduet dengan Handspring Puppet Company, ada juga Swan Lake.

Menurut So, dua seniman dari Indonesia, yakni Sardono dan Eko Supriyanto (mantan penari latar Madonna), pernah tampil di acara ini. "Saya suka karya mereka," pujinya.

Ada mimpi So dan para seniman di Hong Kong Arts and Culture Society menjadikan Hongkong sebagai salah satu rujukan seni di Asia. Dalam cita-citanya itu, orang Asia tidak perlu ke Eropa untuk menyaksikan pertunjukan seni, cukup datang ke Hongkong.

Turis Taiwan dan Jepang, menurut So, kini sudah menengok Hongkong sebagai tempat menonton arts di Asia. Harga tiket pertunjukan di festival ini juga sengaja dibuat terjangkau, jauh di bawah pertunjukan seni di negara-negara lain. Tiket berkisar antara 50 dollar AS hingga 150 dollar AS, atau kisaran Rp 610.000 hingga Rp 1.830.000 (kurs 1 dollar AS = Rp 12.200).

Dengan harga tiket yang terjangkau, serta bertumbuhnya remaja Hongkong yang melek dengan seni, So berharap seni di Hongkong tak kalah dengan bangsa-bangsa Eropa kelak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com