Ignatius Dimas Yulianto, salah satu tim 100 HKI mengatakan, pemandu acara Ramon Y Tungka agak shock ketika memasuki pasar. Di sana dia melihat berbagai hewan diperjualbelikan. "Ramon melihat berbagai hewan mulai dari tikus, ular sampai kera diperjualbelikan. Bahkan ada beberapa hewan yang dilindungi tapi bukan untuk dipelihara, melainkan dikonsumsi," kata Dimas.
Hewan tersebut, lanjutnya, dikonsumsi dengan dibakar maupun dimakan dalam keadaan mentah. Tim pun penasaran dengan tikus dan ular yang diperdagangkan. Maka mereka segera membeli dan membawa pulang ke penginapan untuk diolah. "Akhirnya kita membelinya dan dibawa ke guest house untuk minta tolong ibu pemilik guest house memasaknya," kata Dimas.
Menurut Dimas, tikus dipanggang terlebih dulu untuk menghilangkan bulunya. Begitupun dengan ular juga dipanggang supaya hilang bau amisnya. "Lalu baru dimasak dengan bumbu-bumbu khas dari Sulawesi Utara," katanya.
Selanjutnya, tibalah tim untuk mencicipi daging hewan bakar tersebut. Termasuk produser 100 HKI, Fraya, turut pula menjajal daging tikus. Bagaimana kesan tim 100 HKI menyantap hewan-hewan tak biasa tersebut? Kisahnya dapat disaksikan pada episode ke 16 program 100 HKI. Di Kompas TV, acara ini ditayangkan setiap Rabu jam 20.00 WIB. Sedangkan kisah perjalanan tim lainnya pernah dimuat di Kompas.com rubrik Travel.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.