Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjajal Tantangan "Off Road" di Pegunungan Menoreh

Kompas.com - 02/02/2014, 11:30 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Ingin menjajal cara liburan sekaligus olahraga yang tidak biasa? Paket wisata off-road di pegunungan Menoreh, Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah bisa menjawab tantangan itu. Dengan paket wisata ini, orang awam sekali pun bisa ikut menikmati serunya off-road mengendarai mobil Jeep yang telah disediakan, bersama keluarga atau teman-teman.

Wisatawan akan diajak berpetualang mendaki pegunungan Menoreh, yang terletak sekitar tiga kilometer dari Candi Borobudur. Dalam petualangan wisata dengan durasi sekitar dua jam ini, Anda akan menemukan sensasi banyak petualangan yang istimewa. Untuk sampai ke puncak pegunungan saja Anda harus melewati medan terjal, berliku dan berbatu.

Tentu saja ini menjadi tantangan yang memacu adrenalin, terutama bagi yang mereka yang pemula. Namun tidak perlu khawatir karena kita akan dipandu dengan driver off-road profesional. Rasa takut atau tegang saat off-road akan terbayar ketika sesampai di puncak pegunungan. Hamparan pemandangan alam kawasan Candi Borobudur nan hijau sungguh memanjakan mata.

"Jika cuaca cerah di puncak sini kita bisa melihat setidaknya lima gunung, Merapi, Merbabu, Sumbing, Tidar, dan Ungaran," kata Budi, seorang pemandu wisata lokal, Jumat (31/1/2014).

Di puncak tertinggi Desa Candirejo sekitar 600 mdpl itu, di tepi tebing, Anda akan menemukan sebuah bongkahan batu yang populer disebut Watu (Batu) Kendil. Konon, Batu Kendil ini merupakan batu penyumbat air dari dalam pegunungan. Penduduk setempat menyakini jika batu setinggi kira-kira 4 meter dan diameter 5 meter itu menggelinding atau hilang maka air akan keluar dan menenggelamkan kawasan Borobudur.

"Karena itu, setiap bulan Suro/Muharram warga rutin menyelenggarakan ritual di tempat ini. Tujuannya untuk mohon agar senantiasa diberi keselamatan. Namun secara ilmiah, batu Kendil ini terbentuk karena adanya erosi," ujar Budi.

Tidak jauh dari lokasi puncak pegunungan itu terdapat sebuah bukit Gondopurowangi. Menurut Budi, bukit tersebut biasa dipakai untuk meditasi. Di bukit itu pula terdapat sebuah Goa Gantung yang konon merupakan jalur terpendek menuju Gunung Merapi.

Di pegunungan Menoreh seluas 60.000 hektar itu memang menyimpan keindalahan alam yang tidak saja indah tetapi kaya. Betapa tidak, hampir sebagian besar lahan merupakan areal pertanian warga. Tanaman sayur mayur dan buah-buahan tumbuh subur di situ. Bahkan, kita bisa melihat tanaman serupa tanaman Pandan yang hanya ditemukan di tanah Papua.

Setelah lelah berpetualang off-road, maka saatnya menikmati kuliner tradisional setempat yang tentu menggugah selera. Sebut saja nasi merah, tumis daun pepaya, tumis tempe berikut kudapan seperti klepon dan kacang rebus.

Petualangan tidak lantas selesai, usai makan, kita akan mengelilingi desa-desa wisata di sekitar Candi Borobudur. Bukan lagi naik mobil Jeep melainkan naik kuda delman. Rutenya melewati enam dusun yakni dusun Mangundadi, Kedung Ombo, Pucungan, Sangen, Palihan, Kaliduren, di mana masing-masing dusun tersebut mempunyai keistimewaan.

Di dusun Mangundadi misalnya, Anda akan melewati rerimbunan pohon rambutan yang tumbuh di setiap halaman rumah. Sampai di Dusun Pucungan, terdapat pemandangan menakjubkan berupa pertempuan arus dari tiga sungai, yaitu Sungai Progo yang dianggap suci oleh umat Buddha, Sungai Sileng yang berhulu di gunung Menoreh dan Sungai Pabelan yang berbulu di Merapi.

"Sebagian kawasan sungai di sini pernah diterjang aliran banjir lahar dingin Merapi beberapa tahun lalu. Akibat banjir, aliran Sungai Pabelan yang semula berkelok kini menjadi lurus. Banyak pula batu-batu besar Merapi yang dulu terbawa arus banjir. Namun demikian lahan di sekitar sungai menjadi subur," papar Budi sembari meunjukkan lahan pertanian bekas terjangan lahar dingin.

Kini lahan itu ditanami warga dengan tanaman palawija. Di lokasi ini, imbuh Budi, juga kerap menjadi tempat bersemedi. Terutama setiap hari Kamis Wage atau malam Jumat Kliwon.

Tidak lengkap rasanya jika berwisata tanpa membeli buah tangan khas. Di Dusun Palihan lah tempat yanng cocok untuk membeli oleh-oleh berupa slondok. Makanan ringan seperti kerupuk yang terbuat dari ketela pohon. Selain dapat membeli kita pun bisa melihat langsung pembuatan slondok di rumah-rumah warga setempat.

Jika tertarik menikmati paket wisata petualangan ini, wisatawan bisa dengan mudah memesan di biro-biro yang ada serta di koperasi-keperasi yang dikelola warga setempat.  Sedangkan bagi wisatawan luar daerah, biasanya ada beberapa hotel yang juga menyediakan paket menginap sekaligus wisata tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com