Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan-hujan Gini, Enaknya Menyantap Bebek Kobong

Kompas.com - 13/02/2014, 08:25 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Musim hujan biasanya napsu makan meningkat dan inginnya makan yang hangat dan pedas. Jika Anda sedang di Banyuwangi, Jawa Timur, Anda bisa mampir di warung lesehan "Bebek Kobong" di Jalan Adi Sucipto, tepatnya di utara gedung DPRD Banyuwangi.

Kobong dalam bahasa Jawa berarti terbakar, jadi bisa dibayangkan sensasi pedas dari warung yang buka setiap jam 5 sore ini. "Menu utamanya memang bebek, mulai dari dagingnya, jeroan sampai ceker dan kepala bebek. Tapi kami juga menyediakan menu lainnya seperti ayam, dan burung dara," jelas Edi Bagong (38), pemilik warung lesehan kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2014).

Bebek kobong merupakan hasil racikan coba-coba dari Edi yang terinspirasi dari makanan khas di Banyuwangi. "Sebelumnya saya hanya buka warung lalapan biasa, tapi saya mikir apa bedanya dengan masakan rumahan? Hingga akhirnya berpikir tentang menu ini," katanya.

Menurut Edi, di Banyuwangi dikenal Sego Tempong yang rasa pedasnya khas dan juga sambal serai yang hanya ada di Banyuwangi. "Sehingga saya ada ide untuk menyatukan dua masakan khas Banyuwangi itu untuk memunculkan menu baru dengan harapan bisa menjadi warisan kuliner untuk tanah kelahiran saya," katanya.

Cara penyajiannya sebenarnya sederhana. Bebek dibumbui dengan cara direbus dan pembeli bisa mengambil dan memilih sendiri menu yang diinginkannya. Lalu bebek yang sudah direbus sebelum disajikan ke pelanggan dibakar terlebih dahulu. "Agar ada cita rasa kobong yang membuatnya lebih nikmat," kata Edi.

"Nah untuk sensasinya kami tambakan bumbu kuah super pedas. Ini tadi yang saya katakan perpaduan bumbu khas Banyuwangi yang sederhana hanya kuat di rasa serai, jahe serta cabai. Kuahnya sangat ringan tanpa santan. Jahe dan serainya juga bisa membuat badan menjadi lebih hangat terutama di musim dingin," jelasnya.

Menu bebek kobong akan semakin nikmat dimakan dengan nasi bakar yang dibuat dari nasi yang dicampur dengan daun salam dan daun jeruk.

"Setelah itu nasinya dibungkus daun pisang serta dikukus. Saat disajikan baru dibakar agar aromanya keluar. Setiap hari saya membuat nasi bakar ini sampai 170 bungkus dan biasanya sebelum jam 9 malam sudah habis," katanya.

Untuk menu bebek, Edi menyiapkan sekitar 15 sampai 20 ekor, sedangkan untuk menu seperti ayam, burung dara, ceker dan kepala, dia mengaku membawa hampir 25 kilogram setiap harinya.

Sementara itu Hermawan, salah salah satu pengunjung Bebek Kobong mengaku minimal seminggu sekali menikmati menu pedas tersebut. "Nggak harus bebek, kan bisa ayam, burung dara atau usus. Biasanya kuahnya dipisah kalau makan sama pacar, karena pacar saya nggak doyan pedas. Harganya juga relatif terjangkau antara 20 ribuan itu sudah sama nasi plus minumnya. Nikmat pedasnya itu lo yang buat ketagihan. Juga bis buat hangat di badan," jelasnya.

Anda penyuka pedas dan tertarik dengan sensasi pedas terbakarnya bebek kobong? Di tunggu di Banyuwangi, di warung lesahan milik Mas Edi Kobong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com