Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjung TN Tanjung Puting Didominasi Wisman

Kompas.com - 18/02/2014, 17:27 WIB
PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Ekowisata pusat rehabilitasi Orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah makin "diserbu" turis asing, terutama asal Amerika, Eropa dan Jepang.

"Jumlah kunjungan wisatawan di Tanjung Puting tahun 2013 sekitar 13.000 orang, terdiri dari 8.500 turis asing, dan 4.500 turis domestik. Jadi turis asing lebih banyak datang ke ekowisata pusat rehabilitasi orangutan," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu yang didampingi Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar dan Prof Birute Galdakis, di Pangkalan Bun, Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (16/2/2014).

Menurut Mari, jumlah kunjungan turis meningkat lebih dari 100 persen jika dibandingkan tahun 2010 di mana jumlah turis yang datang hanya sekitar 5.820 orang. "Dalam waktu tiga tahun sudah meningkat menjadi 13.000 orang lebih," kata Mari.

Dalam kunjungan tersebut, Menparekraf minta kepada Bupati Ujang Iskandar agar terus meningkatkan tujuan wisata lain dan mengembangkan produk dan kualitas barang-barang suvenir dan kuliner di Tanjung Puting agar lebih banyak turis yang datang dan tinggal lebih lama lagi serta menghabiskan uang lebih besar di sana.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Memasuki Camp Leakey di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalteng, Selasa (26/11/2013).
"Daya dukung ekowisata di Tanjung Puting masih memadai tapi untuk periode Juli - September merupakan waktu terpadat di mana kamar hotel penuh dan penyewaan klotok juga sering penuh," katanya.

Bagi wisatawan, kunjungan ke TN Tanjung Puting selain melihat dan memberikan makan orangutan juga dapat melakukan trekking ke dalam hutan, melihat satwa lainnya seperti babi hutan, bekantan, owa-owa dan beruang madu serta 200 jenis burung satwa liar lainnya.

Selain itu, di sana ada hotel di tengah hutan yakni Rimba Orangutan Lodge dan para turis bisa menikmati panorama hutan rimba dengan kapal klotok sambil menyusuri Sungai Sekonyer. Para turis dapat makan, minum teh dan kopi serta pisang goreng di kapal klotok itu. Bahkan tidur malam di kapal klotok di pinggir Sungai Sekonyer.

"Selain Tanjung Puting merupakan pusat rehabilitasi dan riset orangutan, kami kembangkan ekowisata di sini agar masyarakat ikut terlibat dan mendapat banyak keuntungan dan pendapatan sehingga mereka merasa perlu ikut menjaga dan melestarikan hutan lindung dan taman nasional sebagai habitat yang nyaman bagi orangutan," kata Prof Birute Galdikas, peneliti orangutan asal Kanada yang kini sudah menjadi WNI.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Orangutan di Camp Leakey Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, Selasa (26/11/2013).
Tanjung Puting merupakan taman nasional yang memiliki jumlah orangutan terbesar di dunia, di mana sekitar 6.000 lebih orangutan hidup di sana. Selain itu, di seluruh Sumatera hidup sekitar 7.000 orangutan. Hanya dua negara yang memiliki orangutan yakni Indonesia dan Malaysia. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com