Ekowisata yang sudah berjalan di antaranya di perkebunan Kalibaru, kawasan wisata Ijen, Taman Nasional Alas Purwo, dan Merubetiri. Kini kawasan selatan berupa perkebunan buah rakyat juga akan dikembangkan menjadi agrowisata, berpadu dengan kawasan ekowisata mangrove dan hutan lindung.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Senin (24/2/2014), mengatakan, ekowisata dikembangkan agar waktu berkunjung wisatawan asing bertambah. Jika biasanya mereka hanya satu hari di Banyuwangi, kini bisa 2-3 hari. ”Artinya, kunjungan wisatawan asing akan semakin lama di Indonesia. Devisa yang masuk pun bertambah,” kata Azwar Anas.
Konsep ekowisata sebelumnya telah berkembang di Banyuwangi. Menurut Endang Mariana, pemilik Resor Margoutomo di Kalibaru, sejak tahun 1979 wisatawan asing mulai datang ke Banyuwangi untuk menikmati liburan di perkebunan dan menjelajah hutan.
Sampai 2013, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Banyuwangi sekitar 8.000 orang. Adapun domestik 14.000 orang. Jumlah itu belum termasuk wisatawan yang datang ke Ijen karena tak ada data resmi pengunjung di Ijen selama dua tahun terakhir.
Anas menargetkan jumlah kunjungan ke Banyuwangi bisa mencapai 48.000 orang per tahun, atau sekitar 20 persen dari wisatawan asing yang berkunjung ke Bali.
General Manager My Pisita Anyer Resort Hardomo di Serang, Banten, Senin, mengatakan, para calon anggota legislatif mulai mengadakan pertemuan. Di My Pisita Anyer Resort diadakan dua hingga tiga pertemuan terkait pemilu per minggu. Pertemuan paling intensif diperkirakan selama satu bulan sebelum pemungutan suara. ”Mudah-mudahan selama rentang waktu itu diadakan pertemuan di My Pisita Anyer Resort setiap hari,” ujarnya. (NIT/BAY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.