Dalam kurun waktu 2012 sampai 2015, pasar travel online di Asia Tenggara tumbuh sebesar rata-rata 23 persen. Hal tersebut diungkapkan dalam acara konferensi "Web in Travel" yang berlangsung di Jakarta, Rabu (23/4/2014).
Seperti diungkapkan editor dan founder WIT, Yeoh Siew Hoon, menurut statistik dari PhoCus Wright, sebuah lembaga riset yang fokus pada travel online, indikator prediksi pertumbuhan pasar adalah laju penetrasi internet.
"Di Asia Tenggara, penetrasi internet di Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan Singapura, Malaysia, dan Thailand yang sudah lebih berkembang," kata Hoon seperti termuat dalam siaran pers yang diterima Kompas Travel.
Potensi pasar travel online di Indonesia inilah yang diangkat dalam konferensi WIT yang berlangsung di Jakarta. Para praktisi dan pemain industri travel internasional hadir bersama pakar travel lokal untuk berdiskusi seputar tren dan peluang di industri ini.
"Pangsa pasar terbesar masih didominasi pemain-pemain tradisional, tapi Indonesia memiliki generasi baru para pengusaha dan tehcnopreneur yang mulai mencoba masuk dan terlibat dalam industri ini," kata Hoon.
Menurut Hoon, saluran pemasaran dan distribusi terpecah ke dalam web, social, dan mobile. Apalagi masyarakat Indonesia merupakan konsumen urban yang sangat mobile dan terkoneksi secara online.
"Mereka adalah pasar yang memiliki akses ke berbagai penerbangan bujet dan semakin pandai dalam merencanakan perjalanan melalui online," tutur Hoon.
Hoon menambahkan, tren seperti itu sudah terjadi di Singapura. Ia berharap tren serupa akan terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan, namun dalam skala yang jauh lebih besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.