Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri MICE Semakin Berperan

Kompas.com - 29/04/2014, 16:23 WIB
BADUNG, KOMPAS — Sebagai bagian dari industri pariwisata, industri meeting, incentive, conference, and exhibition atau MICE semakin berperan dalam industri pariwisata. Kawasan Asia dan Pasifik, termasuk Indonesia, dinilai sebagai kawasan yang pesat pertumbuhan industri MICE dan memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri MICE.

”Perkembangan MICE cukup pesat di kawasan Asia dan Pasifik, seperti yang ditunjukkan Australia, Jepang, Singapura, dan Korea,” kata Direktur Program Regional Asia dan Pasifik Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) Xu Jing seusai pembukaan pertemuan Program Pelatihan Eksekutif UNWTO Asia dan Pasifik Ke-8 di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin (28/4/2014). ”MICE juga semakin berkembang di Indonesia dan Tiongkok,” ujar Xu Jing.

Xu Jing menyatakan, industri MICE di kawasan Asia Pasifik menunjukkan perkembangan positif. Pertumbuhan MICE tahun 2014 diproyeksikan mencapai 5 persen. ”Pertemuan eksekutif semacam ini menjadi hal penting untuk saling bertukar pengetahuan, membangun jejaring, dan menyiapkan skema MICE setiap negara,” ujar Xu Jing.

Pertemuan Program Pelatihan Eksekutif UNWTO Asia dan Pasifik di Bali dengan topik strategi dan kebijakan pariwisata diselenggarakan UNWTO bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Republik Korea. Xu Jing juga menerangkan, pertemuan di Bali itu diikuti delegasi dari 21 negara Asia Pasifik.

Dalam pembukaan acara, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menyatakan, industri MICE berkontribusi penting dalam industri pariwisata, bukan hanya dari penghasilannya, melainkan juga dampak lainnya. ”Pengeluaran untuk MICE tiga kali lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran untuk kegiatan pariwisata lainnya,” kata Sapta.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat, sedikitnya 282.000 orang mengikuti acara MICE yang digelar di Indonesia selama 2013. Kegiatan itu menghasilkan sekitar Rp 19,9 triliun dan turut berkontribusi terhadap terciptanya 262.000 pekerjaan.

Sementara itu, dalam diskusi kepariwisataan yang diselenggarakan Hospitality Investment World Indonesia 2014, di Jakarta, kemarin, Indra Wijaya dari Agung Podomoro Land Tbk mengatakan, Indonesia mempunyai potensi pariwisata yang sangat tinggi, tetapi hingga kini masih terkendala pada ketersediaan infrastruktur. Pengembangan infrastruktur yang paling dibutuhkan adalah pelabuhan dan bandara. Untuk mengatasi ketertinggalan itu, Pemerintah Indonesia harus lebih cepat lagi dalam kebijakan pembangunan infrastrukturnya.

”Misalnya, hingga kini Indonesia belum mempunyai pelabuhan khusus yang melayani cruise atau kapal pesiar yang sangat besar. Padahal, perkembangan wisata cruise di dunia sangat tinggi,” kata Indra.

Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Firmansyah Rahim mengatakan, Indonesia menjadi negara tujuan investasi pariwisata paling menarik bagi investor karena kinerja pariwisata Indonesia belakangan ini terus meningkat, daya saing semakin kuat, dan persepsi positif dunia internasional semakin membaik. (COK/ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com