Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Banyuwangi Meyakini Pariwisata Ekoturisme Lebih Tepat

Kompas.com - 09/06/2014, 17:16 WIB
MALANG, KOMPAS — Bupati Banyuwangi Muhammad Azwar Anas meyakini bahwa ragam wisata ekoturisme memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan wisata yang memberi peluang pergaulan bebas. Pilihan yang ditempuh Kabupaten Banyuwangi mengembangkan ekowisata, berupa selancar, pasir, pesona pantai, matahari terbit, dan keanekaragaman hayati taman nasional kepada wisatawan mancanegara tanpa memberi peluang pergaulan bebas, bisa menggerakkan ekonomi pariwisata Banyuwangi.

Azwar Anas menjelaskan itu pada acara seminar Profil Pemimpin di Universitas Brawijaya Malang, Sabtu (7/6/2014). Seminar dihadiri pula Rektor Universitas Brawijaya Prof Dr Muhammad Bisri.

Azwar mengemukakan sejumlah kemajuan yang didapat daerah dan masyarakatnya, dengan mengembangkan pendekatan manajemen yang lebih baru.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Peserta Pulau Merah Banyuwangi International Surfing Competition 2014 sedang beraksi, Jumat (23/5/2014).
”Saya memutuskan menjual ekoturisme karena memang modal ekoturisme yang terutama dimiliki. Di Banyuwangi ada Gunung Ijen dan taman nasional, selain pulau-pulau serta pantai yang sangat banyak,” katanya.

Azwar Anas menjelaskan, dia melakukan berbagai perubahan manajemen mendasar dan memperkuat kekompakan birokrasi dengan cara tidak melakukan mutasi dulu sampai delapan bulan pertama masa pemerintahan. Selain itu, mendorong promosi wisata dan investasi dengan membuat tag line ”Banyuwangi, Sunrise of Jawa”.

Berbagai perbaikan peluang investasi, membuat Banyuwangi mengubah capaian kinerja pemerintahan, di antaranya pendapatan per kapita didongkrak dari semula peringkat 30 se-Jawa Timur, kini menjadi peringkat ketiga.

KOMPAS/HARRY SUSILO Petambang sedang mengambil belerang di kawasan Kawah Ijen, Jawa Timur, Selasa (12/11/2013). Dalam sehari, seorang petambang dapat membawa belerang 60 hingga 140 kilogram dengan imbalan Rp 780 per kilogram. Untuk menambah penghasilan, sebagian dari petambang juga berprofesi sebagai pemandu wisata bagi turis yang berkunjung ke kawah di perbatasan Banyuwangi-Bondowoso tersebut.
”Kami memperbaiki infrastruktur dengan mengutamakan pembuatan jalan. Setiap tahun melakukan hotmix hingga 300 kilometer, lalu memperbaiki 600 irigasi. Di sektor wisata mendorong investasi, melarang pendirian mal, mendorong pendirian hotel dengan minimal bintang tiga, serta merealisasikan pembukaan jalur penerbangan kini hingga dua penerbangan sehari,” katanya.

Banyuwangi memperbaiki sektor pendidikan dengan membuka sekolah penerbangan serta sekolah politeknik milik Pemkab Banyuwangi.

Rektor Universitas Brawijaya Prof Dr Muhammad Bisri menyatakan, capaian yang dialami Banyuwangi dalam bentuk perubahan manajemen pemerintahan yang menghasilkan perubahan ekonomi masyarakat, jelas dihasilkan oleh kualitas kepemimpinan.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mencoba tracking di Perkebunan Kali Bendo Banyuwangi, Jawa Timur.
”Hal inilah yang sebenarnya diharapkan masyarakat di tiap daerah. Banyuwangi dulu dan sekarang sebenarnya masih merupakan obyek yang sama, tetapi dengan sentuhan pemikiran melalui pemimpin yang bertindak tepat, seketika kehidupan bisa berubah. Ini dialami tidak saja oleh Banyuwangi, tetapi juga oleh Kota Solo dan Kota Surabaya serta sejumlah kota lain di Indonesia,” katanya.

Bisri menambahkan, ”Model kepemimpinan seperti ini yang mesti dikaji dan dijadikan pola untuk pendidikan di perguruan tinggi.” (ODI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com