Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Dunia dari Jendela Kota Shenzen

Kompas.com - 14/06/2014, 11:33 WIB
BELAJARLAH hingga ke negeri Tiongkok agaknya masih berlaku hingga kini. Bagaimana tidak, Kota Shenzen yang berusia 34 tahun, dan diposisikan sebagai kota industri, dipermak sebagai kota yang asri dan nyaman.

Kehadiran taman saja di Kota Shenzen, Provinsi Guangdong, Tiongkok, lima tahun terakhir, cukup mampu memikat turis domestik dan asing untuk mampir di kota ini. Taman asri dengan beragam jenis pohon dan tanaman hias sangat dirawat sehingga mampu menyejukkan suasana hati di tengah terik matahari dan suhu udara yang menyengat.

Selain taman sebagai kekuatan kota, ada dua tempat yang bisa dinikmati secara khusus, yakni Window of The World atau melihat miniatur jendela dunia dalam satu wilayah rekreasi dan China Folk and Culture Village, mirip Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta.

Keasrian dan keteduhan kota ini salah satu faktor, dalam lima tahun terakhir, perjalanan wisata ke Tiongkok, yang dulu didominasi Hongkong dan Beijing, kini wajib mampir di Shenzen. Di kawasan Window Of The World yang seluas 48 hektar ini, pengunjung berada di 43 negara berbeda di dalam satu hari dan terdapat 130 monumen yang direproduksi dengan ukuran mini.

KOMPAS/AGNES SWETTA PANDIA Lychee Park atau Taman Leci di pusat kota Shenzhen meyajikan suasana sejuk dan banyak ditanami leci. Pengunjung diperkenankan makan buah leci dan juga dimanjakan dengan suasana alam yang menakjubkan, dengan air terjun buatan dan Botanical Garden. Taman ini juga cocok sebagai tempat menenangkan pikiran sejenak atau aktivitas olahraga.
Bagi penggila belanja, Shenzen juga surganya karena beragam barang, seperti busana, sepatu, dan tas yang bermerek sekalipun, serta makanan buatan Tiongkok, harganya sangat miring. Terlepas produk itu kategori KW alias kualitas premium sampai ke titik paling tak mutu karena palsu.

Penampilan Kota Shenzen layaknya sudah berumur ratusan tahun, sangat tertata, dan nyaris tanpa ada pedagang kaki lima. Seluruh jalan pada umumnya minimal empat lajur dan sepanjang jalan ditanami berbagai jenis pohon, terutama kelengkeng dan tanaman hias.

Seluruh taman pun terbuka bagi siapa saja untuk melakukan aktivitas olahraga, berkumpul, dan bermain. Salah satu taman adalah Lychee Park atau Taman Leci dengan areal 280 hektar.

Taman ini memberikan suasana sejuk di tengah Kota Shenzhen yang ramai dan bersuhu udara panas. Pengunjung pun diperkenankan makan buah leci saat musim tiba sambil menikmati suasana alam dan keramaian kota dengan air terjun buatan dan Botanical Garden.

KOMPAS/AGNES SWETTA PANDIA Kawasan China Folk and Culture Park, atau Taman Kebudayaan Tiongkok terdapat paviliun-paviliun yang berisi beragam benda pusaka khas Tiongkok, seperti Taman Mini Indah Indonesia di Jakarta. Dalam kawasan itu sangat menyenangkan dengan berbagai taman yang indah dan setiap saat digelar atraksi seni dan budaya.
Di sepanjang jalan dan di setiap sudut kota dengan luas wilayah 2.020 kilometer persegi dengan penduduk 6 juta jiwa kini terdapat pohon dan taman yang asri dan terawat. Padahal, sebelum tahun 1980, Shenzhen lebih merupakan kampung nelayan dan tempat memancing warga Hongkong.

Pada 1 Mei 1980 dicanangkan Kota Shenzhen sebagai zona ekonomi khusus dan pemerintah membangun infrastruktur memadai guna menarik investasi dari luar negeri.

Sebagai zona ekonomi khusus, kota ini memiliki panjang pantai 230 kilometer dan memiliki banyak pelabuhan, seperti Shekou dan Yantian.

Pelabuhan internasional Shenzhen, termasuk terminal kontainer Chiwan dan Shekou, menjadi pelabuhan terbesar di Tiongkok daratan karena lokasinya dekat dengan Hongkong dengan jarak tempuh satu jam lewat Jembatan Luohu.

KOMPAS/AGNES SWETTA PANDIA Monorel merupakan salah satu transportasi massal yang menjadi pilihan utama bagi warga Shenzen, Tiongkok.
Kehadiran gedung pencakar langit serta berupa kawasan industri membuat Shenzen sudah sepadan dengan kota-kota besar lain di dunia karena dilengkapi dengan simbol kemajuan sebuah kota tanpa meniadakan ruang terbuka hijau.

Shenzen kini ibarat madu yang dikerubungi lebah, dan biaya hidup relatif rendah dibandingkan kota besar lain di Tiongkok. Penduduk Hongkong justru mencari pekerjaan di kota ini karena peluang sangat terbuka sebab industri terus tumbuh.

Shenzen layak menyandang kota hijau, dan pemerintah kota benar-benar mengawasi sehingga untuk menemukan sampah pun sulit karena proses pengolahan sudah jelas. (Agnes Swetta Pandia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com