Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyuwangi, Geliat dari Ujung Timur Jawa

Kompas.com - 07/07/2014, 08:11 WIB
BANYUWANGI menggeliat ketika kabupaten di paling ujung timur Jawa itu getol menghidupkan wisata. Banyuwangi, yang dahulu hanya kota pelintasan, kini berkembang menjadi tujuan baru wisata dan menjadi contoh kota kreatif yang bertumbuh.

Sudarlina tersenyum sumringah saat kaus khas Using karyanya laku dibeli. Kaus bertuliskan ”I Love Banyuwangi” itu diborong wisatawan yang mampir di gerai pamerannya.

Selama enam hari pameran di Gesibu, Kecamatan Blambangan, Banyuwangi, Lina bisa mendapat Rp 3,9 juta, tergolong lumayan bagi Lina yang baru setahun terakhir memulai usaha kaus.

Setahun lalu, Lina dan rekannya memberanikan diri mendesain dan mencetak kaus khas Banyuwangi. Kausnya menjual desain kata-kata, seperti ”I Love Banyuwangi”, ”Isun Lare Using” (aku anak Banyuwangi), dan sebagainya. ”Pembelinya tidak hanya anak muda Banyuwangi, tetapi juga turis,” kata Lina.

Keberuntungan serupa dirasakan Febi (28), perajin cendera mata lulusan Institut Teknik Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Dia mendesain kaus bercorak khas Using untuk anak muda, membuat pin, gantungan kunci, dan stiker bertema Banyuwangi. Jadilah ia mendirikan usaha kecil bernama Nagut Banyuwangi.

Dua tahun terakhir industri kreatif Banyuwangi yang berhubungan dengan wisata, berkembang pesat. Jika tiga tahun lalu belum ada kaus khas Banyuwangi, kini ada 20 produsen kaus untuk oleh-oleh. Distro bermunculan, industri makanan laris manis. Cendera mata mulai dari gantungan kunci hingga patung gandrung tak lagi mengandalkan pasar Bali. Perajin kebanjiran order di daerah sendiri.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Sebanyak 14 atase pertahanan negara sahabat mengunjungi Banyuwangi, Selasa (3/6/2014) malam. Rombongan disuguhkan tarian selamat datang, Jejer Gandrung yang diiringi pemain musik tradisional.
Industri kreatif muncul seiring dengan moncernya Banyuwangi sebagai tujuan baru wisata. Dulu orang ke Banyuwangi hanya ingin melihat kawah Ijen dan Pantai Plengkung, tetapi kini banyak alasan orang pergi ke kabupaten tertimur di Jawa itu.

Setiap tahun berbagai kegiatan kolosal, seperti Gandrung Sewu, Festival Kuwung, hingga pergelaran jazz di Gunung Ijen dan Pantai Boom. Selain membidik kesenian, acara olahraga internasional, seperti Tour de Ijen dan Kompetisi Surfing Internasional di Pulau Merah, diadakan untuk menggaet wisatawan minat khusus.

Kesadaran akan potensi

Banyuwangi mengalami perubahan pesat dalam dua tahun terakhir. Dari kota yang sayup-sayup terdengar, kini orang mulai membicarakan Banyuwangi sebagai kota tujuan wisata.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyadari kota ini memiliki budaya unik.

Salah satunya adalah budaya Osing atau Using yang berbeda dari budaya Jawa. Orang Using diyakini merupakan keturunan pelarian dari Kerajaan Hindu Majapahit saat mulai runtuh dengan kedatangan Islam. Kemudian budaya Using bertemu dengan berbagai kebudayaan dari luar, termasuk budaya kolonial Belanda, Tiongkok, suku lain di Nusantara, dan tentu saja Islam.

Perpaduan itu menghasilkan bentuk-bentuk kesenian khas, seperti tari gandrung, musik, hingga arsitektur yang mencerminkan pengaruh Hindu. Masyarakatnya pun relatif terbuka pada keberagaman.

Dengan kekayaan budaya tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi serius berinvestasi pada pariwisata untuk menimbulkan efek beruntun, seperti membangkitkan industri jasa, industri kreatif, dan membuka lapangan kerja.

Mulai tahun 2011, Pemkab Banyuwangi menggelar berbagai acara tingkat internasional, perbaikan jalan, penataan taman, hingga promosi wisata.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com