Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Bonus Umrah Selain Mesir

Kompas.com - 22/07/2014, 13:56 WIB
MENGUNJUNGI obyek-obyek wisata di Turki, kita bisa menikmati bukan hanya pengembangan industri pariwisata, panorama alam, melainkan juga peradaban (hasil kebudayaan) manusia dari generasi ke generasi, dari usia ribuan tahun sebelum Masehi (SM) hingga abad ke-21.

Dari peradaban kuno dengan bangunan-bangunan kokoh batu-batu hingga bangunan-bangunan modern ber-AC. Dari peradaban paganisme di bawah kekuasaan Romawi, perkembangan kekaisaran Islam Usmani dengan ibu kota Istanbul-nya.

Wilayah Turki yang berada di atas dua benua, Asia dan Eropa, yang dipisahkan Selat Bosforus, dengan keseharian budaya Barat menonjol tanpa meninggalkan tradisi keagamaan Islami yang dipeluk oleh hampir 90 persen penduduknya. Dengan pengembangan industri pariwisata besar-besaran, Turki berpotensi menjadi ”saingan berat” Mesir. Dua puluh lima tahun lalu, bagi peserta ibadah umrah Indonesia, ”bonus”-nya mampir ke Mesir. Sekarang, hampir semua rombongan umrah memilih mampir ke Turki daripada Mesir.

Menurut Oemar—penduduk Istanbul—tiap tiga bulan sekali dari 6 rombongan turis yang diantarkannya berkeliling di Turki, satu di antaranya dari Indonesia. Dalam setiap perhentian dengan pasar-pasar suvenirnya di berbagai kota, dialog dalam bahasa Indonesia biasa diucapkan sepotong-sepotong. Apalagi di Pasar Besar yang terletak di belakang Museum Aya Sofia Sophia.

Tawar-menawar barang dengan kosakata bahasa Indonesia atau Melayu, oke. Tapi jangan heran, dalam tawar-menawar itu penjual tiba-tiba marah. Ketika transaksi tidak terjadi, mereka bertanya, ”Dari Malaysia?”. Begitu ada jawaban ”Indonesia”, mereka pun mencibir.

Turki menawarkan beragam obyek pluralistik kehidupan. Obyek-obyek wisata berlatar Islam seperti Masjid Biru (Blue Mosque), Masjid Sultan Ottoman di Istanbul, dan Museum Maulana Jalaluddin Rumi di Konya, Kanakkale, dengan latar belakang kehidupan Timur Tengah, kota tua Pergamon dengan ikonnya kuda troya yang hanya pernah kita baca dari karya Homerus dalam kisah Perang Troya tahun 1200 SM, kota tua peninggalan Romawi Kuno di Hierapolis (Pamukkale) dengan kolam-kolam air mineral bak kapas, dan naik balon mengitari rumah-rumah cerobong dari tanah liat di Kapadokia. Kedekatan dengan budaya Yunani Kuno masuk akal karena jarak terdekat ke perbatasan negara itu hanya sekitar 40 kilometer.

KOMPAS/ST SULARTO Istana Museum Topkapi di Istanbul.
Bagi yang tertarik kesejarahan dan latar belakang kekristenan, ditawarkan Efesus dengan petilasan yang konon Bunda Maria tinggal di Efesus selama tujuh tahun—dengan penghargaan tinggi tokoh Maryam dalam Al Quran, obyek ini pun menarik bagi non-Kristen—Kusadasi dengan reruntuhan Basilika Yohanes Penginjil tempat salah satu murid Yesus itu dimakamkan, Museum Terbuka Lembah Gerome yang pernah menjadi permukiman dan biara pemeluk Kristen (Katolik) awal dengan sejumlah orang kudus (santo) seperti St Barbara, St Philipus.

Bagi yang berminat ke latar belakang kesejarahan, Turki memanjakan mereka. Museum Istana Topkapi di Istanbul, kota tua Pergamon, kuil kuda troya, dan Musoleum tempat dimakamkan Kemal Attaturk berikut sejarah perjuangannya menjadikan Turki Modern di Ankara.

Efesus, Konya

Dari sekian obyek, kota kuno Efesus paling khas, merangkum tradisi paganisme (Romawi Kuno), kekristenan (Kristen awal) dan keislaman (Ottoman, era Kemal Attaturk yang kemudian membawa Turki sebagai sebuah negara modern sejak 1923), berikut makam tokoh sufi Jalaluddin Rumi di Konya.

Efesus (sekarang) terletak antara perbatasan kawasan Selcuk di Provinsi Izmir, dan tercatat sebagai salah satu kota-kota kuno dunia. Efesus dibangun di atas pantai Sungai Cayster membentang hingga Gunung Pion. Diperkirakan dihuni sejak zaman tahun 6000 SM.

Pada zaman Yunani Klasik, ketika Turki ada di bawah kekuasaan Romawi Kuno, Efesus selama bertahun-tahun menjadi kota terbesar kedua setelah Roma, berdasarkan jumlah penduduknya lebih dari 250.000 jiwa pada abad pertama SM. Awalnya Efesus jadi daya tarik dengan Kuil Dewi Artemis yang selesai dibangun tahun 550 SM. Terletak lima kilometer menjorok ke daratan setelah pantai Cayster tertimbun lumpur, Efesus tercatat sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.

KOMPAS/ST SULARTO Reruntuhan Kota Efesus.
Selain Efesus, Istanbul dengan ikon utama Istana Kekaisaran Ottoman (1301-1992) yang menguasai tiga benua merupakan salah satu kekaisaran tertua dalam sejarah. Peziarah akan dipuaskan berdoa.

Sekitar 258 km dari Istanbul ke Ankara, terletak kota historis Konya dengan obyek Museum Maulana di mana dimakamkan di sini Maulana Jalaluddin Rumi, pemikir besar dengan salah satu karya klasiknya, Mathnawi, yang menjadi rujukan ajaran-ajaran sufi. Ditulis dalam bahasa Persia, sampai sekarang karya aslinya tersimpan di sana. Museum dengan Musoleum dan karya Maulana Jalaluddin Rumi dan makam enam muridnya itu berikut arsitekturnya yang khas selesai dibangun 1274.

Mungkin benar kisah Oemar—tour leader—yang memperkirakan tiap tiga bulan dari enam rombongan turis asing yang dipandunya satu di antaranya dari Indonesia. Turki menjadi alternatif peziarah umrah dari Indonesia, dan tentu ”saingan berat” bagi Mesir. (ST SULARTO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com