Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Malam di Kediaman Putra Mahkota Keraton Yogyakarta

Kompas.com - 24/07/2014, 13:25 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Kediaman trah keraton biasanya tertutup, tak sembarang orang boleh memasukinya. Tapi, tak demikian dengan nDalem Pakuningratan yang terletak di dekat Tamansari, Yogyakarta. Kita bisa makan malam dan "ngangkring" di sana, walaupun hanya di pendoponya.

NDalem Pakuningratan dibangun pada tahun 1877 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Tempat itu menjadi kediaman Pangeran Purboyo, putra mahkota kala itu, yang kemudian menjadi Sri Sultan Hamengku Bowono. Di sana pula, Sri Sultan Hamengku Buwono IX lahir.

Warga Jogja dan wisatawan bisa makan nDalem Pakuningratan karena pendopo rumah itu kini dimanfaatkan sebagai angkringan. Angkringan yang diprakarsai oleh anggota Jogja Automotive Community (JAC) yang juga pemilik HS Silver dan resto Omah Dhuwur itu berdiri tahun 2008.

Rahma Yuniono, manager Angkringan JAC, mengatakan, awalnya angkringan hanya digunakan untuk tempat berkumpul anggota JAC. Seiring perkembangan, ragam komunitas seperti seniman dan onthel pun memakainya. "Berkembang menjadi komunitas lebih besar," katanya.

Terletak di kediaman putra mahkota, angkringan JAC tentu berbeda. Angkringan ini tak punya gerobak dengan tiga ceret seperti biasanya. Makanan dihidangkan bak prasmanan. Ceret ada, tapi di dapur. Pengunjung duduk di kursi dengan meja bundar atau panjang. Tak berhimpitan.

Kristianto Purnomo Suasana Angkringan Jogja Automotive Community (JAC) di nDalem Pakuningratan, Yogyakarta. Tak seperti angkringan umumnya, pengunjung duduk di kursi dengan meja bundar, bukan di depan gerobak.
Walau terkesan elite, angkringan ini tetap menyajikan hidangan khas angkringan seperti nasi kucing sambal teri dan oseng tempe, ceker dan kepala ayam, dan aneka gorengan. Minuman khas macam wedang jahe dan tape juga ada.

Namun, untuk memperkaya, terdapat juga hidangan lain. Untuk menu utama, ada nasi pecel, sayur brongkos, dan bakmi jawa. Sementara, untuk lauk, ada sate sosis, rolade, dan garang asem. Ada pula jajanan, mulai dari klepon, risoles, pastel, dan moto kebo.

Yang istimewa, Angkringan JAC menyuguhkan makanan khas jarang dijumpai di angkringan. Ada kipo khas Kotagede dan puding tape ketan bernama manuk enom. "Manuk enom ini sudah sulit ditemui. Ini resep rajar-raja Mataram," kata Rahma.

Untuk minuman, Rahma mengatakan, "kita berusaha mengangkat rempah-rempah Indonesia." Minuman rempah khas seperti wedang jahe, wedang bajigur, dan wedang uwuh khas Imogiri ada, tetapi ada yang inovatif.

Salah satu minuman khas Angkringan JAC adalah wedang leser yang terbuat dari jeruk nipis dan serai. Ada pula wedang gasu yang terbuat dari susu, jahe, kayu manis, serai, gula merah, dan bunga cengkeh. Selain itu, ada wedang temulawak, wedang kunir asem, dan teh rempah.

Selain makanan, yang perlu dinikmati dari Angkringan JAC adalah suasana rumah bangsawan. Furnitur-furnitur tua sengaja dipajang sebagai dekorasi. Lantai rumah terbuat dari ubin klasik. Pintu rumah lebar, terbuat dari kayu dan dicat hijau. Khas keraton.

Angkringan JAC buka mulai pukul 18.00 WIB. Bagi yang belum mengetahui lokasinya, angkringan JAC terletak di tempat yang sama dengan Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi), kampus yang mengorbitkan seniman macam Teguh Karya dan Slamet Rahardjo.

Untuk menuju angkringan itu, pengunjung cukup bertanya arah Pasar Ngasem. Begitu menjumpai Pasar Ngasem, pengunjung bisa berbelok ke kiri lalu berjalan lurus hingga menemui pohon beringin. Ada pintu masuk di sebelah kiri pohon beringin. Di situlah lokasi Angkringan JAC.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com