Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seru, Main Mobil Sambil Belajar di Taman Lalu Lintas

Kompas.com - 05/08/2014, 17:00 WIB
Dhanang David Aritonang

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa mobil-mobilan hilir mudik melintasi sebuah jalan raya mini. Ketika lampu lalu lintas menyala dengan warna merah, anak-anak secara otomatis berhenti sambil menunggu pengendara lainnya melaju.

Sementara sejumlah orang tua berteduh di bawah rindangnya pohon sambil mengawasi anak mereka bermain. Sebuah gambaran suasana di Taman Lalu Lintas Saka Bhayangkara. Taman ini berada di dalam Bumi Perkemahan Pramuka (Buperta), Cibubur, Jakarta Timur.

Di tempat ini, anak-anak belajar lalu lintas dengan cara yang menyenangkan. Suasana Taman Lalu Lintas Cibubur juga terbilang bersih dan teratur. Tak sekedar jalan-jalan miniatur, tetapi juga terdapat stasiun hingga halte miniatur. Tambahan lagi bangunan-bangunan mini, menambah suasana taman ini layaknya kota kecil.

Aiptu Ponco Susilo, salah satu anggota Ditlantas Polda Metro Jaya yang bertugas di Taman Lalu Lintas ini, menjelaskan sebelum mengendarai mobil-mobilan, anak-anak diberikan pengarahan mengenai rambu-rambu lalu lintas.

Dengan antusias, anak-anak medengarkan penjelasan yang diberikan oleh beberapa anggota kepolisian yang bertugas di taman tersebut.  Memang, taman ini dikelola oleh Ditlantas Polda Metro Jaya. Selain itu, anak-anak juga diajarkan pentingnya plat nomor kendaraan, kegunaan SIM dan STNK, serta perlengkapan berkendara  yag ideal.

“Jadi, salah satu tujuannya adalah, setelah keluar dari taman ini, anak-anak dapat berani untuk mengingatkan orang tua jika sewaktu-waktu orang tuanya melanggar lalu lintas,” tutur Aiptu Ponco saat ditemui Sabtu (2/7/2014).

KOMPAS.com/Dhanang David Aritonang Suasana jalur buatan di Taman Lalu Lintas Saka Bhayangkara. DI jalur buatan ini, anak-anak dapat belajar menjadi pengendara yang taat aturan.
Bahkan, si kecil juga diajarkan bagaimana caranya menjadi polisi lalu lintas yang baik. Para petugas kepolisian mengajarkan gerakan-gerakan tangan yang biasa dilakukan untuk mengatur lalu lintas. Tidak hanya itu, dengan membayar biaya tambahan sebesar Rp 3.000 per orang, pengunjung akan diajak berkeliling taman lalu lintas dengan menggunakan kereta-keretaan.

“Sebenarnya paradigma taat lalu lintas karena takut ditilang itu harus dihilangkan, peraturan tersebut dibuat demi kebaikan nyawa pengemudi dan penumpang,” ucap Ponco.

Salah satu pengunjung yang ditemui, Rahmat, menuturkan ia membawa anaknya ke Taman Lalu Lintas sebagai salah satu sarana wisata murah untuk liburan anak-anak. Selain murah, taman tersebut juga sarat dengan nuansa edukasi.

Rahmat memiliki anak yang masih duduk di kelas 1 SMP. Ia sengaja membawa anaknya agar tidak menjadi pengendara yang sembrono di kemudian hari. Menurut Rahmat, peran serta orang tua juga diperlukan agar anak-anak bisa taat berlalu lintas.

“Saya selalu mengingatkan anak saya supaya jangan pernah membawa kendaraan pribadi sendirian sebelum mencapai usia 18 tahun, hal tersebut bisa membahayakan dirinya juga orang lain,” ujar Rahmat.

Pengunjung yang tertarik untuk berkunjung ke Taman Lalu Lintas ini tidak dikenakan biaya masuk. Cukup membayar biaya masuk Buperta. Untuk menggunakan mobil-mobilan atau sepeda, pengunjung baru dikenakan biaya. Sementara tiket masuk Buperta untuk anak Pramuka Rp 2.000, pelajar TK sampai SLTA Rp 3.000, dan umum Rp 5.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com