Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Pariwisata Harus Orang yang Tepat

Kompas.com - 06/09/2014, 10:44 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com - Pengamat pariwisata Ida Bagus Surakusuma menilai menteri pariwisata pada pemerintahan Jokowi-JK harus betul-betul orang tepat, yakni menguasai teknis dan nonteknis dalam menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara dua kali lipat dalam lima tahun ke depan.

"Menteri pariwisata harus mempunyai kemampuan dalam meningkatkan kinerja, karena menambah kunjungan wisatawan dari 10 juta menjadi 20 juta dalam lima tahun atau dalam setahunnya meningkat rata-rata 20 persen itu tidak mudah," kata Direktur PT Pacific World Nusantara itu di Denpasar, Kamis (4/9/2014).

Pemerintahan Jokowi-JK berencana menggenjot angka kunjungan wisatawan dua kali lipat sampai lima tahun mendatang atau 20 juta wisatawan asing.

Surakusuma yang akrab disapa Gus Lolec ini mengatakan, untuk itu menteri pariwisata harus betul-betul profesional yang sebelumnya telah mempunyai pengalaman yang mampu membaca potensi pariwisata dan kesiapan dari masing-masing daerah di Indonesia.

KOMPAS/PRIYOMBODO Wisatawan mancanegara berpose dekat patung ondel-ondel dalam rangka Festival Jalan Jaksa, Jakarta Pusat, Jumat (22/8/2014). Festival yang berlangsung hingga hari ini diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pentas seni budaya, hiburan musik, hingga bazar fashion, dan kuliner.
Dengan demikian, lanjut Surakusuma, menteri pariwisata dapat menggarap pasar-pasar potensial di mancanegara dan mengarahkan mereka berwisata ke Indonesia sesuai dengan potensi dan kesiapan dari masing-masing daerah.

"Hal itu penting karena tidak semua daerah di Indonesia siap menerima kunjungan wisatawan asing," ujarnya.

Hal itu akibat selain masyarakat setempat kurang siap menerima kehadiran orang asing juga sarana dan prasarana pendukung yang tidak tersedia.

Untuk itu menteri pariwisata harus mampu melakukan terobosan yang strategis, merangkul semua komponen serta didukung dengan dana promosi dalam jumlah yang memadai. Ia mengingatkan, upaya promosi ke luar negeri itu juga harus didukung oleh petugas-petugas yang profesional agar mampu mengarahkan calon wisatawan berkunjung ke Indonesia.

Persaingan antarnegara dalam menarik kunjungan itu sangat ketat, sehingga perlu terobosan dan strategi dan kerja keras semua pihak dalam meningkatkan kunjungan wisatawan tersebut, katanya.

Menurut dia, Bali dalam meningkatkan kunjungan wisatawan itu tidak masalah, karena selama ini sudah dikenal dunia internasional. Pengembangan pariwisata yang demikian itu juga harus dapat dilakukan secara merata di seluruh daerah di Indonesia.

KOMPAS/DODY WISNU PRIBADI Pemerintah Kabupaten Jayapura bersama Pemerintah Provinsi Papua serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif setiap tahun menggelar Festival Danau Sentani. Pembukaan Festival Danau Sentani 2014, yang diwarnai dengan sajian tarian kolosal yang menggambarkan keberagaman suku di Papua, menarik perhatian pengunjung. Jumlah wisatawan ke Papua pun setiap tahun meningkat.
Dari segi potensi, keindahan alam dan keunikan seni budaya daerah di kawasan timur Indonesia tidak kalah menariknya dibandingkan dengan Bali yang selama ini sudah dikenal masyarakat internasional.

Masalahnya sangat tergantung dari ketersediaan fasilitas dan infrastruktur jalan untuk kelancaran transportasi, baik darat, laut dan udara yang menjadi salah satu peran strategis dalam memajukan sektor pariwisata.

"Jika fasilitas yang diperlukan itu belum tersedia tentu akan menjadi PR (pekerjaan rumah)  bagi menteri pariwisata untuk merintis kerja sama dengan menteri terkait dalam membangun insfrastruktur yang diperlukan," tambah Surakusuma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com