Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-Fakta Unik dan Hanya Ada di Singapura...

Kompas.com - 08/09/2014, 13:08 WIB
SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura merupakan sebuah negara yang luasnya hampir sama dengan Kota Jakarta. Meskipun usianya lebih muda dibandingkan Indonesia, namun mengalami kemajuan yang sangat pesat dan modern sehingga menjadi deretan Kota Metropolitan dunia.

Seperti diketahui Singapura pada 9 Agustus 2014 merayakan HUT Kemerdekaan ke-49, lebih muda dari Indonesia yang berusia 69 tahun.

Banyak hal inovasi baru yang dilakukan pemerintah Singapura untuk menata kehidupan kota dan penduduknya. Saat mengunjungi Negeri Singa pada 21-23 Agustus 2014, Jumar Sudiyana, reporter Radio Sonora mengikuti serangkaian tur selama 3 hari dan sempat berbincang panjang lebar dengan seorang pemandu wisata keturunan Bone, Sulawesi Selatan, Hari Rusli (47).

Hari Rusli mengatakan soal lima hal yang cuma ada di Singapura dan tentu layak anda kunjungi dengan banyaknya destinasi wisata untuk anda dan keluarga.

1. Electronic Road Pricing atau ERP. Ini adalah sistem jalan berbayar bagi kendaraan yang melintasinya. Secara sistem, ERP memang tidak berbeda jauh dengan jalan tol di Indonesia. Namun ERP tidak memiliki loket untuk menarik tarif uang tersebut dari pengemudi.

Pemerintah Singapura memiliki alat yang menarik langsung uang dari si pengemudi dari rekening atau saldo di kartu mereka. Dan perangkat itu tersebar di muka jalan yang banyak dilalui kendaraan tersebut.

Menurut Hari, Electronic Road Pricing adalah pungutan untuk jalan di tempat-tempat tertentu dengan cara membayar secara elektronik. Tempat dilakukannya pungutan jalan biasa disebut restricted area.

Langkah ini ditempuh sebagai upaya mencegah kemacetan lalu lintas dan mengalihkan warga menggunakan kendaraan umum. Jakarta melalui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini sedang melakukan terobosan dengan membangun MRT walaupun saat ini masih tahap awal.

2. Singapore Flyer atau Kincir Raksasa. Lokasinya di bagian selatan Singapura. Tepatnya dekat dengan Marina Bay Sand.

SONORA/JUMAR SUDIYANA Kincir raksasa di Singapura
Menurut Hari, dengan cukup mengeluarkan uang 33 dollar Singapura, setiap penumpang bisa melihat seluruh wilayah Singapura yang hanya seluas kurang lebih 720 km persegi dan sebagian Pulau Sumatera dari ketinggian sekitar 100 meter.

"Diperlukan waktu 30 menit setiap satu putaran kincir dan pengunjung bisa melihat seluruh Singapura dan Pulau Batam serta sebagian Sumatera" ujar pria humoris tersebut.

3. Speak Corner atau Sudut Berbicara. Menurut Hari, Singapura juga  mengusung asas demokrasi seperti halnya negara lain. Pemerintah Singapura mengizinkan masyarakat untuk mengemukakan pendapatnya di muka umum. Tetapi mereka tidak boleh berunjuk rasa atau berorasi di sembarang tempat. Sehingga pemerintah Singapura menyediakan lokasi khusus atau Speak Corner.

Untuk melakukan unjuk rasa atau menyampaikan pendapatnya, para peserta demonstran harus mendaftar dulu ke instansi pemerintah seperti di Indonesia.

4. Mobil Khusus Akhir Pekan. Sama halnya ERP, guna menekan jumlah kendaraan di jalanan, pemerintah Singapura menerapkan dua sistem kendaraan pribadi yaitu mobil untuk hari kerja dan mobil akhir pekan. Menurut Hari, memang secara umum, tidak ada yang beda dengan dua kendaraan roda empat tersebut. Namun pelat nomornya tidak sama di mana mobil plat merah beroperasi di hari biasa mulai pukul 19.00 hingga 07.00.

Sementara pada Hari Sabtu mulai pukul 15.00 - Senin pagi, jika tidak maka kendaraan tersebut harus membeli voucher 20 dollar Singapura.

KOMPAS.COM/NICKY AULIA WIDADIO Salah satu bangunan berarsitektur menarik di Bras Basah Road di Singapura.
5. Sepeda Motor Memakai Boks. Hampir sebagian besar sepeda motor di Singapura rata-rata menggunakan boks di belakang jok motor. Adapun variasi boksnya hampir sama semua. Jenis-jenis sepeda motor di Singapura juga tidak banyak berbeda dengan yang ada di Jakarta, seperti Yamaha Jupiter MX, Honda Supra, dan Suzuki.

Menurut Hari, keberadaan boks tersebut memang semacam kebiasaan para pengendara sepeda motor untuk membawa peralatan ataupun helm. "Rata-rata mereka menaruh helm atau tas peralatan mereka di dalam boks tersebut," ujarnya.

Sepanjang pengamatan Radio Sonora, para pengendara sepeda motor di Singapura begitu mengharga pejalan kaki. Di lokasi zebra cross mereka berhenti di belakang garis putih pada saat lampu pengatur lalu lintas berwarna merah.

Mereka parkir juga rapi di pinggir jalan dengan posisi sejajar bukan serong yang memakan bahu jalan, dan tidak ada satu pun pengendara sepeda motor di Singapura melewati kawasan pedestrian walaupun dalam kondisi macet pada saat aktivitas pulang kerja atau jam-jam istirahat makan siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com