Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menparekraf Yakin Kunjungan Wisman Mencapai 10 Juta

Kompas.com - 11/09/2014, 16:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu yakin kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sampai tutup tahun ini akan bisa menembus angka 10 juta orang.

"Tahun ini kunjungan wisman diperkirakan mendekati 10 juta orang bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk bisa menembus angka 10 juta," kata Menparekraf Mari Elka Pangestu di Jakarta, Rabu (10/9/2014).

Mari mengatakan pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai target kunjungan 25 juta wisman dan pergerakan 371 juta wisnus pada 2025.

Pada tahun yang sama itu pula Kemenparekraf mengharapkan sektor pariwisata bisa memberikan kontribusi 6 persen terhadap PDB. "Kita harapkan perolehan devisa dari wisman bisa mencapai 17 miliar dollar AS dan pengeluaran wisnus sebesar Rp 359,7 triliun per tahun mulai 2025," katanya.

Menparekraf optimistis jika tidak ada kendala besar menghadang, target itu bisa tercapai mengingat iklim usaha sektor pariwisata mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir.

KOMPAS/AYU SULISTYOWATI Ilustrasi: Seorang wisatawan asing berkeliling menikmati keindahan Pura Taman Ayun, Kabupaten Badung, Bali, beberapa waktu lalu.
Ia mencontohkan kunjungan wisman pada 2013 mampu mencapai 8,8 juta dengan pertumbuhan rata-rata 8,39 persen dalam lima tahun terakhir, jauh di atas pertumbuhan dunia sekitar 5 persen.

Mari menegaskan secara keseluruhan, pada 2013 pertumbuhan sektor pariwisata sebesar 6,72 persen di atas pertumbuhan PDB 5,81 persen sehingga kontribusinya terhadap PDB naik 2,92 persen pada 2012 menjadi 3,02 persen pada 2013.

Kontribusi terhadap penerimaan devisa juga naik tajam mencapai 10,05 miliar dollar AS pada 2013 sehingga posisinya sebagai penghasil devisa terbesar naik dari posisi 5 pada 2012 ke posisi 4 pada 2013 menggantikan sektor karet dan olahan.

"Penghasilan devisa dari sektor pariwisata hanya kalah dari sektor migas, batu bara, dan kelapa sawit," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com