Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bukan Asal Lempar Pisau, Ada Aturannya...

Kompas.com - 13/09/2014, 18:24 WIB
Dhanang David Aritonang

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Enam buah  target terpasang di sebuah area berumput dengan dua jalur lemparan. Seorang pelempar berdiri kurang lebih 4 meter dari target yang terbuat dari kayu tersebut. Dari tiga pisau yang ia lempar, dua mengenai sasaran, dan satu meleset. Kurang lebih seperti itulah aktivitas yang dilakukan oleh komunitas d'Lempar Pisau ketika latihan sore itu.

Lapangan Hoki S.O.R Citra, Jalan Cikutra, Bandung, Jawa Barat dijadikan sebagai basecamp dan tempat latihan setiap hari Rabu dan Sabtu. Latihan dimulai pukul 16.30 hingga malam hari. Jika hari mulai gelap beberapa lampu sorot dipasang untuk menerangi jalur lempar.

"Aktivitas ini berawal dari tahun 88, ketika saya masih kuliah di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) fakultas Seni Rupa. Melempar pisau menjadi hobi saya dan beberapa teman-teman ketika itu," tutur ketua d'Lempar Pisau, Ellen Ramlan.

KOMPAS.COM/DHANANG DAVID ARITONANG Target yang digunakan sebagai sasaran di d'Lempar Pisau, Jalan Cikutra, Bandung, Jawa Barat.
Ramlan mengatakan bahwa komunitas d'Lempar Pisau resmi berdiri di tahun 2010. Dengan mengandalkan media sosial, Ramlan berusaha untuk mengumpulkan beberapa rekannya semasa kuliah untuk mendirikan komunitas ini. Saat ini, jumlah peserta aktifnya kurang lebih sebanyak 200 orang.

"Olah raga ini awalnya cukup terkenal di Amerika, biasanya dilakukan oleh tentara-tentara di waktu kosong. Kemudian beberapa film cowboy juga memerankan adegan melempar pisau, membuat kita menjadi terinspirasi," ucap Ramlan.

Meski demikian, Ramlan menjelaskan bahwa melempar pisau bukan digunakan agar terlihat seperti jagoan. Menurut Ramlan, melempar pisau merupakan sebuah olahraga dengan regulasi yang jelas. Ia bersama rekan-rekannya berencana untuk mendaftarkan aktivitas melempar pisau ini ke KONI agar bisa diresmikan menjadi cabang olahraga.

"Ada beberapa jenis pisau yang kita gunakan yaitu jenis bowie dan simetris. Mata pisau tidak harus tajam, yang tajam hanya ujungnya saja," kata Ramlan.

KOMPAS.COM/DHANANG DAVID ARITONANG Jenis pisau Bowie yang digunakan untuk olahraga lempar pisau di d'Lempar Pisau, Jalan Cikutra, Bandung, Jawa Barat.
Pisau yang digunakan berukuran panjang 30,5 cm hingga 40 cm dengan berat minimum 200 gram. Diameter target sebesar 50 cm dengan 5 ring yang menunjukkan poin sasaran. Untuk melempar pisau, jarak yang diperlukan antara target dan pelempar kurang lebih 2 meter hingga 7 meter.

"Jarak amannya 2 meter, kalau terlalu dekat dengan sasaran cukup bahaya karena pisau bisa saja mental jika tidak tertancap di sasaran. Akurasi dan power menjadi hal yang deperlukan ketika melempar," jelas Ramlan.

Komunitas d'Lempar Pisau juga menerima anggota baru dengan beberapa persyaratan. Syaratnya adalah dengan mengisi formulir dengan biaya awal Rp 150.000. Kemudian, setiap anggota juga harus memiliki pisau sendiri.

"Pisau biasanya dijual per set, jumlahnya sebanyak 3 buah. Untuk harga pisau sendiri, harganya berkisar Rp 400.000 untuk produk lokal, dan Rp 900.000 untuk produk luar negeri," ujar Ramlan.

KOMPAS.COM/DHANANG DAVID ARITONANG Beberapa anggota komunitas d'Lempar Pisau yang aktif latihan setiap hari Rabu dan Sabtu di Lapangan Hoki S.O.R Citra, Jalan Cikutra, Bandung, Jawa Barat
Istilah "Beware of Flying Metal" menjadi salah satu safety prosedur bagi para pelempar. Setiap pelempar harus waspada akan pisau yang dilempar, terutama yang tidak mengenai target. Kemudian ada beberapa prosedur lain yang harus diperhatikan seperti harus menggunakan sepatu ketika sedang melempar pisau.

"Aturan yang utama adalah kita tidak boleh menjadikan makhluk hidup sebagai target lemparan. Radius 5 meter dari target harus clear area, tidak boleh ada hewan, pohon, apalagi manusia. Semua demi keamanan olahraga tersebut," tambah Ramlan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com