Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Promosi ke LN, Saatnya Melirik Wisatawan Domestik

Kompas.com - 27/09/2014, 11:42 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dari sisi pariwisata Indonesia, pasar dalam negeri sangat menjanjikan. Sebagai gambaran, wisatawan mancanegara (wisman) yang ditargetkan masuk ke Indonesia bisa mencapai 9,5 juta dengan sumbangan ke devisa negara mencapai 11 miliar dollar AS.

"Tapi orang Indonesia yang keluar negeri itu menghabiskan 8 miliar (dollar AS)," ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu saat pembukaan pameran wisata Kompas Travel Fair 2014 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (26/9/2014).

Hal ini berarti pasar Indonesia untuk pariwisata dunia pun menjanjikan. Tak heran banyak travel fair yang mempromosikan destinasi-destinasi luar negeri.

Namun, lanjut Mari, walau angka pengeluaran antara wisatawan nasional (wisatawan asal Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri) beda tipis dengan angka pengeluaran wisman saat di Indonesia, tetap ada kabar gembira. Ia merujuk pada angka perjalanan wisatawan nusantara (wisnus).

"Angka wisnus 250 juta perjalanan. Ini rata-rata per orang dua kali perjalanan setahun. Pengeluarannya mencapai Rp 180 triliun," jelas Mari.

Menurut Mari, inilah pasar pariwisata Indonesia, yaitu orang Indonesia itu sendiri. Mari memaparkan, saat melakukan perjalanan, wisnus menghabiskan uangnya paling banyak di akomodasi, belanja suvenir, makanan, dan transportasi.

KOMPAS/BENNY D KOESTANTO Wisatawan melihat dari jarak cukup dekat lumba-lumba yang muncul di permukaan di Pantai Lovina, Singaraja, Bali.
Sementara itu, lanjut Mari, sebagian besar motivasi perjalanan wisnus adalah untuk menengok keluarga atau mengunjungi teman. Presentase besar lainnya soal motivasi adalah untuk rekreasi. "Juga untuk meeting, tapi kalau meeting ini length of stay-nya lebih lama. Jadi wisnus segmen market penting untuk MICE (meeting, incentive, convention dan exhibition)," tutur Mari.

Sedangkan asal daerah wisnus, terbanyak masih dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, Banten. Selanjutnya adalah beberapa daerah di Sumatera, Bali, dan Kalimantan. "Masih seputar Pulau Bali, Sumatera, dan Jawa," kata Mari.

Oleh karena itu, Mari mengaku beberapa kali berbicara pada pemerintahan daerah, untuk tidak perlu promosi ke luar negeri, cukup gencarkan promosi ke daerah andalan pasar wisnus.

"Contohnya Sumatera Selatan itu hanya 11 persen penduduknya yang melakukan perjalanan keluar provinsinya, padahal pendapatannya meninggi. Harusnya target ke situ. Kita masih belum menggali wisnus dengan baik dari segi pemasaran," tambah Mari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com