Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Membentuk Desa Wisata Bambu

Kompas.com - 21/10/2014, 18:06 WIB
CIREBON, KOMPAS — Kementerian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Komunitas Bambu Nusantara membentuk kampung percontohan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, untuk dijadikan kampung bambu. Di kampung itu nantinya akan dikembangkan budidaya bambu, kerajinan bambu, serta ekowisata dan kesenian yang memanfaatkan bambu sebagai sarana utamanya.

Desa yang terpilih sebagai desa wisata adalah Desa Cibuntu di Kecamatan Pasawahan. Peresmian dilakukan secara simbolis di desa itu dengan penyerahan 1.000 bibit bambu dari komunitas bambu kepada warga desa, Sabtu (18/10/2014).

Kegiatan itu juga berbarengan dengan acara adat sedekah bumi yang menjadi kegiatan rutin warga Desa Cibuntu setiap tahun untuk menyongsong musim tanam dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Lebih dari 900 warga desa berbondong-bondong membawa makanan dan hasil bumi untuk disantap bersama-sama dalam kegiatan sedekah bumi tersebut.

Warga mengular dalam arak-arakan yang diikuti semua warga, laki-laki, perempuan, tua, dan muda. Makanan dan hasil bumi tersebut diangkut dalam wadah bundar terbuat dari bambu yang disebut tetenong. Wadah dipikul laki-laki yang merupakan perwakilan setiap keluarga.

”Ini desa pertama yang ditetapkan sebagai desa wisata di Kuningan. Ke depan, kami akan mengembangkan desa wisata lain di Kuningan dengan keunikan masing-masing,” kata Teddy Suminar, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuningan.

Bupati Kuningan Utje Hamid Suganda menuturkan, pariwisata menjadi sektor terpenting dalam mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kuningan yang mendeklarasikan diri sebagai kabupaten konservasi di Jabar.

Kampung bambu

Chaeruddin Hasim, Asisten Deputi Peningkatan Peran Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup, yang hadir dalam peresmian itu, menuturkan, konsep yang sama bisa diterapkan di daerah lain. Cibuntu diharapkan bisa menjadi contoh pengembangan desa berbasis wisata dan ekologi. Cibuntu sekaligus didorong menjadi kampung bambu, yakni dengan menjadi tempat pembibitan dan pengolahan bambu sebagai produk ekonomi kreatif.

”Tahun ini setiap kota dan kabupaten ditargetkan memiliki hutan bambu yang luasannya tidak kurang dari 10 hektar,” ungkap Chaeruddin.

Dalam pengelolaan kampung bambu, Kementerian Lingkungan Hidup menggandeng Komunitas Bambu Nusantara yang memiliki jaringan hingga ke daerah-daerah. Komunitas ini sekaligus menjadi penggerak pengembangan kampung wisata bambu terpadu.

Ahli bambu dari Universitas Trisakti, Jakarta, Azril Azahari, menuturkan, hampir semua bagian bambu memiliki nilai guna.

Sementara Koordinator Komunitas Bambu Nusantara Cirebon Bambang Sasongko mengatakan, Cibuntu dipilih sebagai kampung bambu percontohan karena warganya menjaga kelestarian bambu. (REK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

Jalan Jalan
10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com