"Banyak ketidakpahaman orang luar tentang Indonesia. Ini big job-nya. Indonesia itu luar biasa dari segi budaya, alam, dan paling penting aset Indonesia adalah orangnya itu sendiri," ungkap Mari saat serah terima jabatan antara dirinya dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Selasa (28/10/2014).
Mari mengungkapkan bahwa selama tiga tahun menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ia mendapatkan pengalaman berkeliling Indonesia dan mengaku sebagai sebuah pekerjaan yang menyenangkan. "Saya bisa melihat 'Beyond Bali' itu banyak potensinya, termasuk Banyuwangi, yang merupakan kampung halaman Bapak (Arief Yahya)," ungkap Mari.
Ia pun merasa semakin mencintai Indonesia. Apalagi bidang pariwisata ada banyak hal yang menyenangkan. "Orang-orang pariwisata kerja keras untuk membahagiakan orang. Lihat saja, orang-orang yang kerja di pariwisata itu rileks dan selalu senyum. Mereka bahagia kerja di bidangnya dan dalam pekerjaannya membahagiakan orang. Ini adalah sektor yang bahagia," kata Mari.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengungkapkan, Arief Yahya merupakan Menteri Pariwisata pertama bagi Indonesia. Sebab selama ini pariwisata digandeng dengan sektor lain seperti kebudayaan dan ekonomi kreatif.
"Hal ini menunjukkan pemerintah melihat pariwisata sebagai sektor penting penyumbang ekonomi bagi negara," kata Sapta kepada Kompas.com usai acara.
Sapta yakin target 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) bisa tercapai. Program Jokowi-JK menetapkan target kunjungan 20 juta wisman selama lima tahun ke depan. Hal ini berarti lebih dari dua kali lipat lebih besar dibandingkan perkiraan pencapaian di tahun 2014 yaitu 9,5 juta wisman.
"Kalau sekarang beda, target itu bisa tercapai. Dulu waktu saya memulai di pariwisata, kita alami Bom Bali dan Bom Marriott. Naikinnya susah," tuturnya.
Sebelumnya, mantan Menparekraf Mari Elka Pangestu mengungkapkan untuk meraih angka 20 juta wisman, sektor pariwisata harus tumbuh rata-rata 16 persen per tahun bahkan lebih. Itu berarti dua kali lipat dari pertumbuhan saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.