Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Toraja, Jenazah Bayi Dimakamkan di Pohon

Kompas.com - 08/12/2014, 13:03 WIB
KABUPATEN Toraja Utara dan Kabupaten Tana Toraja di Sulawesi Selatan memiliki keunikan tersendiri dalam upacara pemakaman jenazah. Jenazah orang dewasa biasanya dimakamkan di goa, batu, atau tebing dengan dibuat lubang untuk menempatkan peti jenazah. Lantas bagaimana jika yang meninggal masih bayi?

Kuburan bayi tersebut salah satunya bisa ditemukan di Kambira, Kabupaten Tana Toraja. Selasa (18/11/2014), peserta Famtrip Destination Management Organization (DMO) Toraja yang terdiri dari para biro perjalanan asal Bali, Yogyakarta, Jakarta, Singapura, dan Malaysia menyempatkan diri mampir ke Baby Grave Kambira.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Obyek wisata Baby Grave Kambira di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa (18/11/2014). Di sini jenazah bayi dimakamkan dalam pohon Taraa'. Bayi yang meninggal dan dimakamkan di pohon ini syaratnya berusia di bawah 6 bulan.
Untuk mencapai lokasi pemakaman, wisatawan akan diajak berjalan kaki menuruni anak tangga yang tak jauh dari lokasi pintu masuk Baby Grave Kambira. Dengan membayar tarif masuk sebesar Rp 10.000, langkahkan kaki menuruni anak tangga memasuki hutan bambu yang rindang. Di tengah rimbunan bambu, berdiri sebatang pohon yang menjulang tidak terlalu tinggi. Namun, di batang pohon itu dipenuhi bentuk kotak-kotak dan ditutupi ijuk.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Tempat pemakaman jenazah bayi di pohon Taraa' di obyek wisata Baby Grave Kambira di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa (18/11/2014). Bayi yang meninggal dan dimakamkan di pohon ini syaratnya berusia di bawah 6 bulan.
"Ini namanya pohon taraa' dan digunakan sebagai tempat menguburkan jenazah bayi. Sekitar 10 tahun yang lalu pohon-pohon yang sudah berusia ratusan tahun itu terkena petir," kata A Soba, pemandu wisata Famtrip DMO Toraja, memberikan penjelasan. Memang terlihat tinggi pohon taraa' tersebut agak terpotong dan hanya menyisakan batang pohon.

Soba melanjutkan, bayi yang meninggal dan dimakamkan di pohon ini syaratnya berusia di bawah 6 bulan, belum tumbuh gigi susu, belum bisa jalan, dan masih menyusui. "Bayi dengan kondisi seperti itulah yang dianggap masih suci. Spirit pohon menjaga bayi ini," katanya.

Menurut Soba, pemakaman bayi pada sebatang pohon ini dalam bahasa Toraja disebut Passilliran dan hanya dilakukan oleh masyarakat Toraja yang menganut Aluk Todolo (kepercayaan terhadap leluhur).

Pohon taraa' sengaja dipilih sebagai tempat menguburkan bayi karena memiliki banyak getah yang dianggap sebagai pengganti air susu ibu (ASI). "Dengan menguburkan bayi di pohon taraa', orang Toraja menganggap bayi tersebut dikembalikan ke rahim ibunya," katanya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Toko suvenir di obyek wisata Baby Grave Kambira, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa (18/11/2014).
Lantas bagaimana proses pemakamannya? Soba menjelaskan, pohon taraa' tersebut dilubangi dengan diameter seukuran bayi. Kemudian jenazah bayi diletakkan dalam lubang pohon tanpa dibungkus. Selanjutnya, lubang ini ditutup dengan menggunakan ijuk.

Terlihat di batang pohon taraa' beberapa lubang yang sudah dilapisi ijuk tersusun rapi. Tak ada bau yang tercium dari lubang pohon tersebut. Hanya desiran pohon bambu terasa menyejukkan tubuh pada siang hari yang terik itu. Seusai mengunjungi Baby Grave Kambira, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Toraja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com