Di pulau wisata yang mendunia dan berada di Nusa Tenggara Barat ini, memiliki aturan adat (awig-awig) yang ketat. Salah satunya adalah aturan mengenai pencurian.
"Kalau ada pencurian, kita akan arak, mau bule atau siapa pun. Baru kami serahkan ke pihak berwajib," ungkap Kepala Dusun Gili Trawangan H. Lukman, kepada Kompas.com, Selasa (9/12/2014).
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Gili Trawangan Acok Bassok. Ia menceritakan pernah kejadian hilangnya tas seorang tamu. Setelah dicek melalui CCTV, ketahuan bahwa yang mengambil adalah sesama tamu, seorang wisatawan asing.
"Bule itu pun ditangkap dan diarak keliling desa. Baru lalu diserahkan ke polisi," tutur Acok kepada Kompas.com, Rabu (10/12/2014).
Oleh karena itu, ia pun menyayangkan adanya anggapan bahwa di Nusa Tenggara Barat banyak maling. Ia meyakinkan bahwa di Gili Trawangan aman untuk wisatawan.
Sementara itu, Lukman juga menjelaskan bahwa imbas dari pesatnya pariwisata di Gili Trawangan adalah banyaknya pendatang yang masuk. Oleh karena itu, masyarakat setempat terutama para pengusaha pun berinisiatif membentuk petugas keamanan pulau yang berfungsi untuk mengawasi keamanan pulau tersebut.
Kompas.com sendiri sempat mengalami sebuah kejadian di hari Selasa (9/12/2014) malam. Seorang kusir cidomo (delman khas setempat), mencari pemilik sebuah telepon genggam. Ia menuturkan seorang temannya yang sesama kusir menemukan telepon genggam tersebut di cidomo. Usut punya usut, pemiliknya tak sengaja meninggalkannya di cidomo.
Jika Anda berkunjung ke Gili Trawangan, ada baiknya Anda mengingat nama kusir dari cidomo yang Anda tumpangi, layaknya Anda sedang menumpang taksi. Sehingga jika ada barang yang tertinggal, Anda tinggal melapor ke Koperasi Janur Indah yang mewadahi cidomo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.