Selang dua jam, mobil terhenti di depan kubangan lumpur yang lebar. Apa boleh buat, kami akhirnya naik ojek untuk meneruskan perjalanan. Setengah jam badan terguncang-guncang diatas sepeda motor.
Sesekali terjatuh. Jalan licin mengantarkan kami menuju Suoh yang memendam salah fenomena vulkanik Cincin Api di Sumatra.
Hamparan lempengan batu, seperti kerak ketel uap panas mulai terlihat di depan mata. Sesekali ditengah dan ujung kaki bukit uap panas membumbung tinggi. Bahkan air panas menyemburdi beberapa sudut.
Lapisan kerak ini disebut Keramikan: hamparan batuan yang mengeras laksana keramik. Menurut masyarakat setempat, batuan ini berlapis-lapis dan bertambah luas. Di bawah hamparan yang mengeras seperti menyimpan sumber air panas yang tak pernah habis. Air panas meletup-letup. ada yang berukuran besar membentuk kubangan, dan ada yang kecil yang mengalirkan air hangat.
“Harus hati-hati kalau menginjak kawasan Keramikan,” sahut Ajar, salah seorang Masyarakat Mitra Polhut Resor Suoh, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. “Tapi banyak yang melanggar dan datang sendiri tanpa hati-hati,” imbuhnya.
Cerita vulkanik
Kawasan di zona pemanfaatan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ini menyimpan cerita vulkanik. Gunung Ratu di kawasan ini pernah meletus pada 1933. Letusan itulah yang diyakini masyarakat membentuk empat danau, sumber air panas dengan lempeng-lempeng mengeras di Keramikan.
Permukiman paling tua di kawasan ini adalah pekon Hantatai dan Ratu Nagari. Lalu berkembang menjadikan 17 pekon atau kampung yang kini menjadi kantong permukiman atau enclave di taman nasional.
Saat menuju Keramikan, kita akan melintasi padang rumput serta empat danau: Asam, Belibis, Lebar dan Seminyak. Di sela-sela savana ada pagar besi di beberapa cekungan sebagai tempat semburan api. Di ujung barat, gugusan pegunungan yang memperlihatkan warna gelap dan terang yang disebut pegunungan Loreng.
Hingga kini, wisata dengan keunikan vulkanik di Suoh belum dikelola serius. Suoh berbatasan langsung dengan zona rehabilitasi dan zona inti di taman nasional.
Meski keunikan vulkanik Suoh belum dikelola serius, masyarakat sekitar sering datang setiap akhir pekan. Mereka dengan bebas menikmati pemandangan di tepi danau sampai Keramikan.
(Evi Indraswati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.