Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Wisata Kubu Perahu

Kompas.com - 16/12/2014, 16:02 WIB
SETELAH menempuh perjalanan delapan jam, penat mulai terasa. Begitu turun dari mobil, kami bergegas menuju tanjakan. Sekitar lima menit jalanan setapak itu kami lalui beramai-ramai. Sampailah kami di rumah Karsiwa, warga Kubu Perahu, Balik Bukit, Lampung Barat, Lampung.

Rumah Karsiwa yang dijadikan homestay itu berisi tiga kamar untuk dua orang. Karsiwa adalah salah seorang anggota kelompok Ekowisata Kubu Perahu. Selain rumah Karsiwa, ada tiga warga yang lain, Karyono, Lukman dan Marijan juga mengelola homestay.

“Baru setahun usaha ini kami tekuni,” ujar Lukman. Kubu Perahu merupakan kantong permukiman di dalam Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung.

Kelompok ekowisata ini dibentuk warga bersama Konsorsium Universitas Lampung dan Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (Unila-PILI) yang didukung Tropical Forest Conservation Action for Sumatra (TFCA).

“Meski kampung ini sudah berdiri 30 tahun lebih,kami tidak pernah berpikir untuk usaha seperti ini,” tutur Karyono, Ketua kelompok. “Yang ada, ya, hanya mencari batu dan memecah batu di sungai. Semua pekerjaan pakai urat dan tenaga,” imbuhnya.

Kendati unggulan wisata di kampung ini tidak banyak, tapi sudah ada 30 tamu yang mau menginap. Mahasiswa Jepang misalnya, tertarik dengan aktivitas warga terutama kaum perempuan yang memecah batu. “Mereka antusias ingin tahu kenapa wanita memilih pekerjaan itu. Bukannya memasak dan membuat kerajinan,” papar Karyono.

Memecah batu sudah menjadi tradisi kehidupan di kampung itu. Kubu Perahu kerap dikunjungi gajah sumatra dan harimau dari kawasan taman nasional. Awalnya penduduk kampung bercocok tanam. Namun sejak ada gangguan satwa liar, warga beralih memecah batu. Pekerjaan ini yang akhirnya menjadi sumber penghidupan hingga kini.

Meski kini gajah dan harimau jarang terlihat, menanam padi hanya sebagai sampingan dan tambahan penghasilan. Aktivitas memecah batu ini bisa menjadi paket wisata desa untuk pengembangan ekonomi alternatif.  

Selain itu, Kubu Perahu juga ada kegiatan memancing di kolam buatan di puncak bukit yang berhadapan dengan pegunungan Bukit Barisan Selatan.

Sambil bersantai menikmati pemandangan hutan sekitar, pengelola homestay menyajikan nasi liwet, lalapan, yang dipadu dengan sambal sruit. Makanan khas ini sebenarnya dari tradisi Jawa Barat, yang dibawa warga Sunda yang bermukim di sini.

Meski baru setahun, ekowisata pelan-pelan membentuk kemandirian dan semangat untuk terus mengembangkan wisata alam. Dari kampung ini, wisatawan bisa mengamati satwa liar dengan menyusuri jalur hutan Bukit Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Hari itu, kaum muda Kubu Perahu sedang berlatih membuat kerajian bambu dan cenderamata untuk menunjang ekowisata. Dengan sumbangan sukarela, mereka mendatangakan pelatih. Kaum wanita pun mulai membuat kebun obat dan membuat suguhan yang makin variatif untuk tamu.

(Evi Indraswati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com