Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga "Geopark" Kaldera Danau Batur

Kompas.com - 03/01/2015, 19:08 WIB
UNTUK pertama kalinya, Indonesia memiliki geopark. Yaitu, geopark Kaldera Gunung Batur yang terletak di daerah Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Geopark atau disebut taman bumi itu merupakan suatu kawasan yang istimewa di atas bumi.

Tempat ini dilindungi dan dijaga kelestariannya karena memiliki nilai ekologi dan warisan budaya yang berfungsi sebagai daerah konservasi dan riset ilmu pengetahuan, edukasi, pelestarian budaya, peningkatan peranan wanita, serta bermanfaat bagi penduduk di sekitarnya.

Geopark Kaldera Gunung Batur resmi masuk dalam jaringan geopark dunia (Global Geopark Network) UNESCO pada 20 September 2012 yang lalu, pada Konferensi Geopark ke-11 di Portugal.

Dengan masuknya Kaldera Gunung Batur dalam jaringan geopark dunia, tempat tersebut dipastikan akan kedatangan banyak tamu. Para peneliti dan ribuan turis manca negara pasti akan penasaran dan ingin mengunjunginya. Bahkan, turis lokal seperti kita pun pasti tertarik dan ingin tahu apa keistimewaan tempat itu.

Kawasan Kaldera Gunung Batur terbentuk sekitar 20-an ribu tahun yang lampau. Kaldera ini terbentuk karena runtuhnya atau merosotnya permukaan tanah dan bebatuan ke perut Bumi karena kosongnya kantung magma di bawah gunung berapi.
peta kaldera gunung batur

Kaldera Gunung Batur ini sangat unik karena memiliki beberapa kaldera di dalamnya. Di dalam kaldera pertama, terbentuk kaldera kedua yang berbentuk melingkar. Di tengah kaldera muncul gunung berapi Gunung Batur dengan ketinggian 1.717 meter. Di dalam kaldera tersebut juga terdapat danau yang berbentuk bulan sabit yang panjangnya sekitar 7,5 km dan lebar 2,5 km. Itulah Danau Batur.

Di salah satu sisi kaldera di daerah Kintamani, kita bisa menikmati indahnya Danau dan Gunung Batur ini. Dari sini, kita juga bisa melanjutkan perjalanan menjelajah desa-desa Bali Aga yang berada di kawasan Kaldera Gunung Batur. Seperti Desa Kedisan, Buahan, Abang, Trunyan, Songan, Batur, Sukawana, dan Kintamani.

EKA JUNI ARTAWAN Anak-anak di Desa Trunyan, Bali, bebas menyaksikan kerangka manusia berupa tengkorak dari jarak dekat.
Di setiap desa selalu ada yang unik. Misalnya, di Trunyan. Masyarakat di desa ini memiliki kebiasaan memakamkan jenasah dengan caranya yang unik. Di sini, mayat tidak dikubur dalam liang tanah, tetapi cukup diletakkan di atas tanah dan dilindungi dengan pagar bambu. Anehnya, mayat tersebut tidak mengeluarkan bau busuk.

Sedangkan di Sukawana, kita bisa melihat langsung anjing lokal khas Kintamani yang terkenal sebagai anjing penjaga. Di daerah ini juga terdapat pura besar seperti Pura Besakih. Namanya Pura Batur atau Pura Ulun Danu. Pada zaman dulu, Pura Batur terletak di lereng Gunung Batur. Akibat letusan Gunung Batur tahun 1917 yang menghancurkan banyak desa dan pura, Pura Ulun Danu pun dipindahkan di lokasi yang sekarang.

Menyandang nama geopark, bagi masyarakat lokal tentu tidak ringan. Selain harus melestarikan alam dan budaya setempat, penduduk juga wajib menjaga dan tidak berperilaku merusak lingkungan.

Sebagai wisatawan, kita juga wajib menjaga lingkungan. Misalnya, tidak merusak alam, tidak membuang sampah di sembarang tempat, menghormati adat istidat yang berlaku dan  menghormati perbedaan, tidak membeli suvenir dari bahan yang dilindungi undang-undang, dan lainnya.

Selain Kaldera Gunung Batur yang sudah menjadi geopark dunia, sejumlah tempat yang kini sedang diusulkan menjadi geopark, antara lain Danau Toba (Sumatera Utara), Merangin (Jambi), Kepulauan Raja Ampat (Papua Barat), Rinjani (Nusa Tenggara Barat), Gunung Sewu (Jawa Tengah dan Jawa Timur). (Sigit Wahyu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kidnesia
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com