Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Ini Membuat Pontang-panting Serdadu Belanda, Namanya Tekhembowo

Kompas.com - 10/01/2015, 14:12 WIB
Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa

Penulis

NIAS BARAT, KOMPAS.com – Wisata di Kepulauan Nias memang sejak dahulu telah dikenal sebagai salah pusat pariwisata di Sumatera Utara. Banyak sekali tempat dan obyek wisata yang ada di Kepulauan Nias, khususnya di Kabupaten Nias Barat yang setiap tahun semakin berkembang. Salah satunya adalah Obyek Wisata Patung Batu Megalith. Salah satu Patung Batu Megalith yang disebut Patung Tekhemböwö yang berbentuk manusia ini berada di Desa Hiligoe Sisarahili I, Kecamatan Mandrehe yang dapat ditempuh kurang lebih 3 km dari ibu kota kabupaten dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Patung batu ini merupakan peninggalan nenek moyang Warga Moro’ö yang dijuluki sebagai "Silima Ina". Menurut cerita warga setempat bahwa Silima Ina inilah yang menurunkan Marga Gulö, Hia, Zebua, Waruwu, dan Zai dan berkembang hingga sekarang sampai tersebar ke seluruh Kepulauan Nias hingga ke mancanegara.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nias Barat, Yamonaha Waruwu, mengatakan bahwa kelima marga tersebut lambat laun berpisah dan mendirikan kampung masing-masing. Tekhemböwö sendiri padanan kata "tekhe" yang berarti hasil musyawarah dan "bowo" berarti jujuran atau mas kawin. "Sehingga jika diartikan sebagai Jujuran Adat yang telah dimusyawarahkan secara bersama-sama,” kata Waruwu.

Menurut cerita dahulu saat penjajahan Belanda di Indonesia, suatu ketika serdadu Belanda melewati perkampungan tempat patung tersebut berada. Para serdadu tersebut selalu mendengar suara banyak orang berteriak. Tapi, ketika para serdadu Belanda melihat sekitar mereka, tidak ada satu pun warga yang terlihat. Alhasil, mereka pun lari pontang-panting.

"Terkait dalam hal pelestarian, pembinaan dan penelitian benda cagar budaya maka kita dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nias Barat akan terus menjaga dan melestarian patung megalith itu," kata Waruwu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com